Gue pernah nulis kan disini, kalo pekerjaan impian gue adalah pembawa acara traveling? Seru aja gitu dibayar buat makan-makan dan jalan-jalan.
Tapi apa boleh buat, gue belum bisa ngalahin bule-bule ganteng yang di trans TV buat ngebawain acara travelling.
Berita baiknya, kerjaan gue yang sekarang bisa menampung hobi jalan-jalan gue.
Yah, karena ini blog gue, ya sekalian gue field report aja ya disini, siapa tau ada yang butuh referensi jalan-jalan atau ada produser Trans TV yang khilaf baca dan ngajak gue gaul bareng bule dan Cincha Laura. :p
Setelah cerita tentang Tangerang, Sukabumi, dan Kalimantan yang gue tulis disini, kini giliran Palu.
Gue berangkat dari Jakarta naek maskapai burung dan transit bentar di Makassar.
Sebelumnya gue mau cerita dikit,
Kalian pasti tau, sebagai pria normal, sudah kodratnya kalo cowo itu seneng ngeliat cewe cantik.
Seperti halnya gue yang akan senang melihat pramugari-pramugari yang cantik yang akan menemani penerbangan gue.
Semacam di FTV-FTV di SCTV yang mengharapkan perkenalan dengan pramugari impian.
Tapi ntah kenapa, hal yang terjadi selalu berbeda dengan impian gue,
Hari begitu indah, gue berangkat ke bandara dengan hati yang senang. Ada semacam perasaan excited disana. Penerbangan 3 jam yang menyenangkan ditemani pramugari.
Tapi apa yang gue dapet? Maskapai burung ga ada pramugarinya,
Yang ada ibunya pramugari!!!
Arrgggghhh!!
Penerbangan gue pramugarinya emak-emak!
Gue heran kok Pasha Ungu bisa dapet yang cantik gitu.
“Yasudahlah, gpp. Masih ada penerbangan pas pulang nanti” begitu pikir gue.
Btw, ini adalah perjalanan pertama gue ke Sulawesi, apalagi ke Palu.
I have no idea, what’s in Palu, apa objek wisatanya, apa makanan khas nya, gimana cewe-cewenya.
Yang kebayang gue tentang cewe-cewe palu adalah, cewe-cewe yang bawa martil kemana-mana. Ini cewe apa tukang?! Hahaha,
gue mencoba googling. Tapi bahkan google ga tau.
Hari pertama gue habiskan tepar dihotel karena nyampe disana udah hampir magrib. Perbedaan waktu yang tipis ternyata sedikit menyebalkan.
“Pak, besok kita jemput jam setengah 10 ya” kata klien gue mengingatkan.
“Oke” kata gue santai
Besoknya
Gue : *ngulet2 bentar sambil ngeliat jam* “masih jam 8 lewat, santai!” gumam gue pelan.
Tiba-tiba handphone bunyi,
“Pak, kita udah di lobby nih” klien gue nelfon.
FUCKK!!!! Jam gue ternyata masih WIB.
“bentar pak, saya baru beres mandi” kata gue ngeles dikit. Hahaha.
Basahin ketek, and I’m ready to go!
Ngga lah, gini2 gue juga mandi. :p
Hari kedua, gue habiskan buat kerja , ngecek inventory client gue.
Atau bahasa auditnya stock take. Klien gue ini bergerak dibidang perkebunan, dan stock yang kemaren gue cek adalah biji coklat.
Ga terlalu ribet, karena stok nya udah berupa tumpukan karung berisi biji coklat. Rekonsiliasinya juga ga masalah.
Abis stocktaking, gue jalan2 muter2 kota Palu. The best thing about Palu is its position.
Palu adalah kota teluk, jadi lautan yang didepan kota Palu dikelilingi oleh daratan. Dan akibatnya, lautnya itu ngga punya ombak.
It’s like you have a giant pool in front of your city. And that giant pool is surrounded by mountains.
Pemandangannya menakjubkan!
Duduk dihembus angin semilir dipinggir pantai, Amboi!
Makanan khas yang gue cobain disana adalah Kaledo dan Uta Dada.
Kaledo ini semacam sup iga namun cenderung agam asam. Biasanya dimakan dengan ubi kayu rebus, tapi pas gue disana, ubi nya abis, yasud, gue makan make nasi.
Sedangkan uta dada adalah semacam ketupat dan opor ayam kampung yang lebih berbumbu.
Ayam, dan semua bumbunya berasal dari kebun sendiri. Dan menurut gue, makanan yang dibuat dengan effort yang lebih, rasanya jauh lebih lezat.
Keduanya mantap. You should try these if you go to Palu!
Dihari ketiga, gue cuma muter bentar buat nyari oleh-oleh.
Yang khas dari palu adalah hiasan dari kayu hitam (ebony) yang berbentuk macam-macam. Kapal phinisi, asbak, gantungan kunci, jam dll.
Dan satu lagi yang khas dari Palu adalah bawang goreng. Katanya sih lebih harum. Gue bahkan ga bisa bedain dengan bawang goreng biasa.
Yauda, dengan membeli sebuah lampu ebony dan bawang goreng,lengkap sudah oleh-oleh Palu buat gue.
Dihari kepulangan gue, gue berpikir dibandara..
Ahhh, mungkin kali ini nasip berpihak kepada gue. Kali ini pramugari gue harus cantik!
Pas berangkat pramugari gue emak-emak. Masa sekarang emak-emak lagi?
Perasaan senang dalam perjalanan pun mulai kembali menyelimuti gue.
Riang gembira, 3 jam perjalanan gue akan dilayani oleh wanita-wanita cantik.
Pas masuk, gue melihat sekeliling,
Disana, sudah berdiri pramugari gue. Tersenyum ke arah gue.
Kabar baiknya, pramugari gue bukan emak-emak!
Kabar buruknya, pramugari gue bukan pula gadis cantik!
Kali ini pramugari gue LAKI-LAKI!! Alias PRAMUGARA!
Aarrrggghhhh!
Damn you maskapai burung!!