Siapa yang sekarang ga punya facebook atau twitter?
Rasanya gue bisa jamin, siapa pun yang baca tulisan ini sekarang, punya salah satu antara keduanya. Yang sering disebut-sebut sebagai social media
Sadar atau ngga sadar, kedua teknologi ini semakin mempengaruhi kehidupan kita. Baik itu positif atau negatifnya.
Masih ingatkan gimana tergusurnya kartu pos, kartu ucapan dan kartu lebaran akibat munculnya teknologi sms?
Kini lebih parah.
Gue ga bisa memungkiri kalo dengan ada teknologi, membuat semuanya lebih mudah.
Apa lagi dengan adanya social media ini. Gue bisa ketemu lagi ama temen-temen masa kecil gue, dan tetap berhubungan dengan mereka.
Dan juga gue bisa nyampah ga penting di twitter yang emang terlalu pendek untuk di post di blog.
Tapi akhir-akhir ini, gue sering berpikir kembali.
Benarkah social media ini membuat kita menjadi makhluk sosial?
Kalo jaman Aristoteles udah ada social media, pasti dia akan mikir dua kali sebelum mengeluarkan statement diatas.
Pernah ga kalian dalam kondisi makan siang di satu meja beramai-ramai, dan semuanya sibuk dengan handphone nya masing-masing?
Entah itu bbm-an, twitteran, atau smsan.
Contoh lain dalam kondisi ulang tahun.
Dulu, orang mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung, dengan kartu ucapan, dengan sms atau diucapkan secara langsung.
Ada rupiah yang dikorbankan. Ada effort yang dilakukan disana. Ada senyum tulus yang terkembang.
Sekarang, semua ucapan hanya terkesan basa basi.
“Selamat ulang tahun ya, WYATB!!” sebuah ucapan selamat muncul di Wall facebook anda. (Buat yang ga tau arti WYATB = Wish You All The Best!)
Kejadian lebih parah lagi terjadi di twitter.
@mawar : ‘selamat ulang tahun ya @melati, semoga lancar rejekinya.. :D’
2 menit kemudian,
@bungabangke : ‘RT @mawar: selamat ulang tahun ya @melati, semoga lancar rejekinya.. :D’
WTF??!! Just RT?!
Moment ulang tahun temen lo cuma seharga 2 huruf?
Mungkin gue konvensional, mungkin gue terlalu berlebihan.
Tapi gue pribadi akan lebih senang ucapan dari mawar daripada ucapan dari bungabangke.
Mungkin teknologi bukan hanya memudahkan segala sesuatu, tapi juga membuat kita menjadi malas. Sehingga hal-hal yang dulu terasa manis dan indah, kini semakin hambar.
Seperti di film animasi Wall-E, dimana orang-orang didalamnya menjadi sangat gendut karena tidak pernah bergerak karena terlalu dimanja oleh teknologi.
Itu lah yang perlahan terjadi di diri kita.
Kita telah menggendut! Secara sadar ataupun tidak.
Entahlah, mungkin cuma gue yang kolot.