Keterangan :
tulisan hitam : putu
tulisan merah : romeogadungan
Inilah dia, negara terakhir dalam trip asia tenggara kita kali ini,
Singapore,
Ya, siang hari kita nyampe di change airport.. Kita langsung menuju hostel di daerah bugis..
Dengan transportasi yang mumpuni disana, dengan pundi-pundi yang tersisa, dan tenaga yang masih ada (baca pos-pos sebelumnya) ga ada kesulitan berarti buat kita sampe di tempat tujuan…
Salut buat transportasi masal di Singapore.
Beres dari hotel, kita setuju buat nyari makan dulu.
Awalnya kita agak bingung mau makan dimana, ga tau gitu mau makan apa. Apa makanan khas Singapore. Apakah daging singa? Kita ngga tau juga.
Ternyata di belakang hotel kita menemukan tempat makan yang benar-benar tak diduga.
Disana, telah berdiri megah sebuah restoran.
“Restoran Sabar Menanti, Masakan Padang”.
Setelah berhari-hari makan makanan yang ga jelas, pemandangan ini benar-benar menyelamatkan perut kami.
Ibarat ada sinar dari langit yang menyoroti restoran itu dengan alunan harpa dan paduan suara yang menjadi musik latar. Bau nasi putih mengebul memanggil manja.
Setelah “Sabar Menanti” selama beberapa hari, kita akhirnya menemukan makanan padang. Inilah namanya takdir.
Terharu,
Sambil mengusap air mata, kita melangkahkan kaki ke dalam restoran itu untuk memesan : Rendang!
Inilah makanan surga! hahahaha
Beres makan balik lagi ke hotel buat istirahat, sorenya baru kita berencana untuk explore bugis junction..
Sebelum ke bugis junction kita mampir dulu ke mall di seberangnya buat nuker uang.. dan ga sengaja ngeliat poster-poster film di bioskop sana…
Agak menyayat hati sih, ngeliat deretan poster “coming soon”, mulai dari THOR ampe PIRATES, yang nantinya cuma bisa kita nikmatin dari dvd (bajakan tentunya :)) yang beredar di indo…
Mungkin ini bisa jadi lahan bisnis para travel agent buat bikin singapore movie marathon tour bagi para pecinta film yang punya keuangan berlebih..
Bugis junction ini semacam mangga dua atau itc kali ya kalo di Jakarta, deretan toko-toko berjajar, mulai dari jual jam, kaos, souvenir, jam tangan, ampe aksesoris hp ada semua.. dan tentunya kita bisa NAWAR hahahaaa,
Kalo udah belanja gini, langsung lupa deh sama yang namanya pegel kaki dan juga sakit hati (*eh ga boleh curcol ya?) hehehee…
Itu elo kali tu, gue ama opi mah betisnya udah teriak-teriak
Mungkin karena ini weekend, lumayan rame juga orang-orang yang belanja disini.. Hasil dari muter-muter disini, temen traveling gw bertransformasi dari Tirta si anak aceh, jadi Tirta Mraz :)))))
Sebelum makan malem, kita mampir ke mesjid sultan yang masih berada di daerah bugis juga, sekalian menunaikan shalat maghrib.
Ternyata mesjid ini adalah mesjid pertama yang dibangun di Singapore dan salah satu objek wisata bagi para wisatawan.
Mesjid ini cukup besar, di bagian bawah dekat pintu masuk terdapat penjaga dan digantung beberapa pakaian seperti mukena yang bisa digunakan oleh wisatawan yang ingin masuk tetapi tidak menggunakan pakaian tertutup.
Saking minimnya objek wisata di Singapore, bahkan mesjid tua semacam mesjid Sultan ini dijadikan objek wisata.
Kebayang kalo mesjid tua dijadikan objek wisata di Indonesia? Ampe tua kita cuma ngunjungin mesjid.
Selesai shalat, kami mampir makan malam di sekitar mesjid, lalu kembali ke hostel, menyimpan tenaga untuk 3 hari ke depan.
Keesokan harinya kami benar-benar terkapar, rasanya ga mau beranjak dari kasur… ngulet-ngulet seharian sounds great, tapi masa jauh-jauh ke negara tetangga cuma buat numpang tidur doank,
Jadilah menjelang sore hari kami mampir ke orchard road yg terkenal itu, dan ternyata oh ternyata di sepanjang orchard road ratusan manusia udah berjejer..
We were wondering what’s going on.. Apakah ada pasar kaget semacam di Gasibu Bandung setiap minggu pagi?
Dan beruntunglah kita hari itu ternyata akan ada street race mobil-mobil F1 dari tim redbull yang akan di pertontonkan di sepanjang orchard road.
Persiapannya lama banget.
Setengah jam berlalu masih aja mobil pembersih jalan-jalan mondar-mandir dan beberapa kru bolak-balik meriksain lintasan.
Dengan mobil yang akan digeber layaknya balapan f1, tentunya para kru harus memastikan lintasan benar-benar clear.
Akhirnya saat yang dinantikan pun tiba David Coulthard (DC) dan 2 org lainnya muncul di lintasan.
Ga lama mereka ke mobil masing-masing, lalu meluncurlah mereka di lintasan orchard.
Kecepetannya wooooooooooooowwww, jadilah mobil-mobil yang meluncur itu ga ada yang bisa ditangkep kamera fotografer amatir ini..
Kebayang kalo David Coulthard lagi pilek, trus nyetir mobil F1. ingusnya bisa kemana-mana.
dan bisingnyaaa itu looooh, bikin pengeeeng telinga, ga heran sih secara mesin jet ditaro di mobil.
jadi mikir-mikir lagi kalo mau nonton F1 atau Motogp live in circuit, kecuali kalo gratisan tentunya hahahaha…
Kalo nonton langsung F1 biasanya suka disediakan earplug buat nonton biar ga bolot.
Abis dari orchard kita lanjut ke merlion park, salah satu icon tempat wisata di singapura, disana kita cuma foto-foto.
Gedung-gedung tinggi terlihat berjajar disana. Pusat bisnis Singapore kayaknya terletak disini. Perputaran uang dunia belangsung antara beton-beton tinggi itu.
Dan ini salah satu gedung yang bikin tirta sama opie mencak-mencak, gedung berbahtera hahahhaa.
Dari sana kita berjalan menyusuri Singapore River, melalui daerah boat quay, dinner fastfood (again) dan kembali ke hostel buat ke Universal Studio besok.
Simpen tenaga.
Orait, kami bangun pagi-pagi sekali buat ke USS yang da di sentosa island, dengan sarapan roti dan teh manis hangat hangat di hostel, kami pun meluncur dengan menggunakan MRT.
Ga susah buat ke sentosa island, cukup ke harbor front station, naek ke lantai atas VIVO mall, dan disana ada kereta langsung menuju sentosa island.
Inget banget lo tu? gue udah lupa. total! hahaha
Sebelum meluncur ke sentosa island, kami membeli tiket untuk pertunjukan song of the sea pada malam harinya.
Sampai di USS, kami bisa langsung masuk ke arena dengan menunjukkan print-an tiket yang kami beli secara online.
Lumayan juga jadi ga perlu ngantri beli tiket, ditambah lagi waktu beli ada promo master card 20%, jadi lumayan lebih irit heheee..
Buat yang mau kesini ada baiknya cek websitenya dulu, soalnya suka banyak promo yang ditawarin buat tiket masuknya.
Karena kami kesana hari senin, kami pikir pengungjungnya ga akan banyak-banyak amaat, dan ternyata dugaan kami salah ahahhahaaa.,
Untuk naek wahana-wahana yang jadi primadona kita harus ngantri cukup lama..
Yang paling juara waktu disana ngantri semacam arung jeram lah kalo di dufan, 1 jam 45 meniiit sajaaa..
Lucunya disana buat naek wahana ini, disedain mesin penyedia jas ujan, dan cukup banyak yang pake jas ujan ini buat naek wahana ini termasuk saya.
Padahal kan biasanya tujuan naek arung jeram kan buat basah-basahan, kenapa saya pake jas hujan? Soalnya saya bawa tas yg berisi kamera dan ponsel yang tentunya ga mau rusak gara-gara kebasahan.
Jadi itu jas hujan tujuan utamanya buat ngamanin barang-barang elektronik kami, bukan buat melindungi saya dari kebasahan ahhaaaaa…
Kami naek beberapa wahana lainnya dan menjelang sore menuju tempat show song of the sea.
Tempat song of the sea ini di pinggir pantai, banyak kapan-kapal yang parkir sepanjang mata memandang.
Sebetulnya kira-kira 3 taun yang lalu saya udah pernah nonton show ini, wondering jika ada yang baru dari show ini. Dan ternyata masih sama semua, mulai dari jalan cerita, sampai bentuk sinar dan air mancurnya.
Waktu pertama kali liat show ini saya emang tebengong-bengong dibuatnya, perpaduan sinar dan air mancurnya benar-benar bikin takjub.
Walaupun masih sama, kedua kalinya menonton show ini tetap membuat saya tersenyum 🙂
Lelah bermain-main di sentosa island, kami pun pulang menuju hostel, bersiap untuk pulang ke Indonesia esok harinya.
Keesokan harinya sebelum ke bandara, kami sempatkan ke mustofa center, disini semuanya ada, mula dari sayur-mayur, parfum, ampe coklat, semcama supermarket bentuknya yang sangat besar.
Disana kami membeli beberapa pesanan teman, dan coklat untuk oleh-oleh.
Penerbangan kami yang seharusnya jam 4 sore, diundur jadi jam 10 malam membuat kami harus luntang-lantung selama beberapa jam di bandara.
Mengumpulkan sisa-sisa koin dolar singapura untuk membeli satu paket French fries dan dimakan bertiga.
Can’t wait to come back home 🙂
Dan disinilah kita berdiri sekarang.
Menunggu boarding, pesawat kembali ke Indonesia.
Kondisi gembel, badan yang lelah, tas yang sudah beranak pinak, mata yang berkantung, dompet yang kosong, dan betis yang berkonde.
Tapi binar mata kita tak lagi sama.
Kita boleh miskin di kantong, tapi kayak di hati.
Masuk kasino di Malaysia, menikmati suasana kota klasik di Vietnam, snorkeling di Thailand, dan makan nasi padang di Singapore.
Tiga orang yang berbeda akan kembali ke Indonesia. Bukan lagi tiga orang yang sama.
Tiga orang yang sudah terbuka matanya.
At the end, gue cuma bisa bilang.
Traveling lagi? Absolutely!!