Boh Boh Droe

Ada sebuah frasa dalam bahasa Aceh yang cukup menarik buat gue. Selama ini, frasa ini tanpa disadari menjadi salah satu prinsip gue dalam menjalani hidup.

Entah bagaimana, prinsip ini muncul tanpa disengaja di kepala gue beberapa hari yang lalu.

Dan seperti sebuah kerikil kecil yang masuk ke dalam sepatu, ide ini terngiang-ngiang terus-terusan dan membuat gue berpikir sepertinya hal ini menjadi sebuah ide yang bisa gue bagikan ke kalian semua.

Frasa itu adalah Boh Boh Droe.

Secara harfiah, dalam bahasa Indonesia, boh boh droe berarti ‘membuang diri sendiri’.

Tapi jika digali lebih dalam, boh boh droe gue rasa lebih tepat dimaknai sebagai ‘menyia-nyiakan diri sendiri’.

Frasa ini cukup unik menurut gue. Karena gue nggak pernah mendapatkan nasihat mengenai prinsip seperti boh boh droe dalam bahasa atau budaya lain.

Mungkin ada, tapi gue-nya aja yang belum terpapar secara lebih jauh.

Tapi buat orang Aceh, boh boh droe sering kali terucap sebagai bentuk pengejawantahan sebuah bentuk untuk mencintai diri sendiri.

Love yourself, kalau dalam bahasa Inggris.

Tanpa disadari, orang Aceh sudah mengenal prinsip self-love ini jauh sebelum hal ini menjadi ide yang populer seperti sekarang ini.

Prinsip boh boh droe nggak pernah diajarkan secara formal. Tidak ada bentuk pengajaran ide ini di bangku sekolah.

Tidak pernah ada juga sesi khusus antara orang tua dan anak, yang duduk bersama kemudian membahas prinsip ini.

Biasanya, boh boh droe keluar dari mulut orang tua ketika melihat anaknya duduk termangu.

Atau ketika si anak sayu karena patah hati.

Atau bisa juga ketika sedang tidak semangat menjalani hidup karena kerjaan yang tidak sesuai dengan passion.

Contoh: “Bek ka boh boh droe keu agam lagee nyan..” (Jangan buang-buang diri hanya untuk laki-laki kayak gitu..)

Dan buat gue pribadi, 2024 adalah waktu di mana boh boh droe menjadi sebuah tema hidup yang muncul kembali.

Gue kembali diingatkan bahwa hidup lebih berharga dari pada tinggal di sebuah tempat yang salah. Lebih dinamis dari pada terpaksa diam di dalam sebuah hubungan yang statis. Dan lebih berwarna daripada tetap berada dalam sebuah hubungan yang sudah terasa abu-abu.

2024 mengajarkan gue untuk tau di mana menempatkan diri gue.

2024 taught me to never negotiate your value.

2024 mengajarkan gue untuk nggak pernah ‘boh boh droe’

Mungkin prinsip ini juga bisa kalian gunakan.

Jika di tahun 2024 kalian merasa stuck di sebuah tempat, di sebuah pekerjaan, atau di sebuah hubungan dan kalian merasa sudah tidak nyaman diam di sana..

Tanyakan hal ini kepada diri kalian sendiri..

“Do I deserve to be treated like this?”

“Is this something that I truly want?”

Dan jika jawabannya ‘tidak’, be brave enough to walk away. 

Be brave enough to know your worth even though it’s scary to cut the ties.

Even though you will be alone for some time. And I am not gonna lie, it is frightening!

Karena di dalam otak primitif kita ini, masih terpatri insting bertahan hidup dari seekor kera. Di mana perasaan ditolak, masih diasosiasikan dengan perasaan dikucilkan. Perasaan dibuang dan tidak diinginkan.

Being outcasted is really against our instinct as a species. Because back in hunter and gatherer era, being outcasted meant you need to do it all alone. And it will affect your survivability. 

Bayangin aja gimana susahnya hidup sendiri di jaman purba. Nyari makan sendiri. Belum ada go-food. Keluar goa selalu was-was diterkam singa.

Hidup akan jauh terasa susah dibandingkan hidup secara komunal dan berkelompok.

Sayangnya di jaman modern ini, otak kita masih terlalu primitif untuk menerjemahkan impuls-impuls serupa.

Kita masih mengasosiasikan perasaan ditolak dan hidup sendirian sebagai hal yang mengerikan. Merasa kalau tidak ada yang mau ama kita. Merasa kalau diri ini akan selalu kurang. Merasa bahwa diri ini tidak layak untuk menerima cinta.

Merasa bahwa hidup akan terasa jauh lebih sulit ke depannya.

It feels like shit, I know. But that’s just your primitive instinct kicked in.

After a while, I promise you will be okay.

Seperti sebuah puzzle yang dikerjakan secara perlahan, percayalah kalau setiap potongan (hidup) akan menemukan tempatnya masing-masing.

Before it’s getting too far from the first premise of the writing..

All I want to say is..

Be courageous enough to sit with the discomfort of being alone.

Because if you master the ability to sit and eat alone, you’ll be very selective on deciding who deserves a seat at your table.

Jadi di 2025, jangan boh boh droe untuk sesuatu hal yang tidak layak untuk lo!

Happy New Year, guys!

2 thoughts on “Boh Boh Droe”

  1. Suka banget tulisan ini. Sebagai tamparan juga bagi gue yang hidup dalam ambang duka relationship. Pengkhianatan dan kekecewaan yang masih gue keep karena takut kehilangan.. but, thank ya udah ingetin..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top