Let me tell you something.
Gue bisa bilang kalau salah satu hal paling aneh di hidup gue adalah mengetahui adanya segelintir orang yang rutin balik setahun sekali ke blog ini hanya untuk membaca sebuah postingan ulang tahun.
Orang-orang yang gue bahkan nggak kenal dengan mereka. Aneh ya?
Tapi yang jelas, di tanggal 15 April setiap tahunnya, mereka selalu ingat untuk kembali ke sini dan membaca sebuah tulisan refleksi gue.
And you know what, ini sudah terjadi lebih dari sepuluh tahun!
Jadi, shoutout buat kalian yang masih rajin menunggu tulisan ulang tahun gue.
Mari kita mulai tulisan tahun ini.
Tiga puluh tujuh.
Well, kayaknya entah udah berapa kali gue menulis tulisan tahunan ini.
Tapi untuk pertama kalinya, kali ini gue benar-benar merasa sudah tua.
Mungkin di beberapa tulisan ke belakang gue selalu bercanda mengenai hal ini, tapi kayaknya baru kali ini gue benar-benar merasakannya.
Not only I feel old, I am old.
Masih ingat rasanya pertama kali ketika gue memulai menulis tulisan seperti ini beberapa tahun yang lalu.
Gue bahkan sudah lupa di umur berapa gue pertama kali memulai kebiasaan ini, tapi yang jelas kayaknya masih di awal umur dua puluhan.
Sejak saat itu, tulisan ulang tahun selalu ada dan selalu gue usahakan.
Selain karena ada segelintir orang tadi yang biasanya akan ‘menagih’ tulisannya di Twitter, tulisan-tulisan ini seolah menjadi manifestasi kehidupan gue ke depan.
Semua hal yang gue tulis, somehow bisa terjadi aja gitu.
Maybe not immediately, but eventually.
Jika di awal umur dua puluhan, target pertama gue waktu itu adalah berhasil menerbitkan tulisan-tulisan gue sebagai buku…
I achieved that. I published three books since then.
Lalu berlanjut ke niat gue untuk sekolah lagi dengan berusaha mendapatkan beasiswa S2 ke luar negeri…
I got that. I went to Aberdeen and came back with a master degree.
Lalu berganti dengan angan-angan untuk punya usaha sendiri, I built that.
Bahkan, sekarang sudah menginjak tahun kelima gue menjalani entrepreneurship journey gue.
Jadi sepertinya, menulis wishlist gue di blog ini seolah menjadi cara cepat bagi semesta untuk bekerja. A shortcut to achievable things in my life.
Mempertimbangkan hal itu, di umur tiga puluh tujuh ini, gue jadi benar-benar berpikir.
Apa lagi ya hal yang gue pengen raih sekarang?
Jika ditanya hal apa yang ada di urutan paling atas: kemampuan untuk berjalan lagi mungkin adalah jawabannya.
Tapi melihat progress kekuatan kaki gue sejak mulai ngegym, gue rasa itu hanya masalah waktu saja hingga nanti gue bisa benar-benar 100% lepas dari kursi roda.
Lalu, hal apa yang ada di urutan berikutnya?
Dan untuk pertama kalinya sejak gue menulis tulisan serupa belasan tahun yang lalu, entah kenapa muncul satu hal yang selama ini seolah tidak pernah menjadi target gue: menikah.
Hehe.. agak malu ya?
Jujur nulisnya agak geli aja gitu. Om-om umur tiga puluh tujuh kayak kebelet kawin. But hey, I am being honest here.
Gue rasanya udah nggak perlu cerita bagaimana tuntutan untuk gue menikah sudah muncul dari keluarga. Hal itu udah terjadi dari belasan tahun yang lalu dari saat gue pertama kali kerja.
Mulai dari pertanyaan sederhana ‘kapan nikah?’ hingga ide untuk menjodohkan gue dengan salah satu santriwati pesantren udah pernah muncul di keluarga gue.
Bokap gue bahkan udah membeli 2 ekor anakan lembu untuk resepsi pernikahan gue nanti. (Suatu sikap luar biasa optimis mengingat calonnya aja belum jelas siapa).
Setiap kali ke Jakarta, selalu ada aja selentingan dari dia..
“Jadi kapan kita resepsi? Itu lembu udah gede!”
Pertanyaan itu membuat gue bertanya-tanya tentang prioritas bokap, apakah itu kebahagiaan gue atau semata memikirkan nasib ternak lembunya.
Tapi terlepas dari urusan lembu, getting married does not seem like a bad idea now.
Dulu gue pernah bertanya ke si Roy tentang alasan dia untuk akhirnya memutuskan menikah. Dan dia memberikan analogi yang cukup menggelitik.
“Hidup itu kayak main game, Ta.”
“Ada beberapa stage atau level yang harus kita jalani. Setiap level, ada bosnya masing-masing yang harus kita kalahkan. Dan buat gue, level yang gue mainin sekarang udah tamat. Saatnya naik ke level selanjutnya dan mengalahkan bos yang ada di sana.”
“Kalau gue gak lanjut, ya gue akan disini-sini aja mengalahkan bos yang udah pernah gue kalahin.” kata si Roy beberapa tahun yang lalu.
Dan di umur tiga puluh tujuh ini, I can finally relate to that.
Gue mencoba untuk introspeksi dan bertanya ke diri sendiri.
Apa lagi ya? Semuanya kayaknya udah.
Life has more to offer than this, right? I don’t know why, but now I feel like I need to fight other bosses in life. And I think I am ready for it.
Gue pernah baca bahwa ada perbedaan jelas antara seseorang yang cuma pengen punya istri dan anak dengan seseorang yang mau untuk jadi seorang suami dan seorang ayah.
Banyak orang jatuh di kategori yang pertama dan akhirnya pernikahannya nggak bahagia.
But the more I think about it, the more I categorize myself into the second category.
Dan seperti sebuah game, gue sepertinya sudah menyelesaikan banyak side quests, ngumpulin senjata dan armor untuk bisa leveling up untuk menghadapi bos berikutnya.
Dari sisi finansial, kayaknya gue udah bisa menanggung satu (atau mungkin dua) orang lagi di dalam hidup gue.
Dari sisi kematangan emosional, kayaknya gue udah bisa mengesampingkan ego pribadi demi mencapai sebuah tujuan bersama yang lebih besar dan lebih mulia.
Dari sisi spiritual, kayaknya gue udah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. To lead by example.
Jadi, meskipun gue sebenarnya rada malu untuk mengakui dan menulis hal ini. I think I am ready to start (and lead) a small family.
Di umur tiga puluh tujuh ini, meskipun sebenarnya sudah jauh dari standar umur lelaki Indonesia untuk menikah, om-om satu ini kayaknya udah siap.
Lagipula, ada dua lembu yang sudah menunggu gue.
So, maybe?
*Mooooooooo..* sayup-sayup terdengar suara lembu dari kejauhan.
Kak Tirta, happy birthday!! May love find its way to you in the most beautiful and meaningful way✨️
–Apakah itu kebahagiaan gue atau semata memikirkan nasib ternak lembunya–
Happybirthday bang Tirta!
Semoga manifestasi tahun ini tercapai sebelum manifestasi tahun depan terposting ya aamin
Pro tip: it’s hard to find what we’re looking for, but when you know it’s her, it’s her 🙂
Goodluck bg
Aku respect sih “itu lembu udah gede”
Selamat bulan april kak semoga harapannya tercapai karena lembunya udah gede
Happy birthday ka! Wishing a lifetime of happiness ka
Salam buat lembunya yaa ka hihi
Aku termasuk yaang selalu baca tulisan ulangtahunnya bang tirta! Hahahahhaa. Happy Birthdaay baang semoga selalu sehaaat dan semua wishlistnya tercapaai amiiinn
Sudah menjadi reader setia selama lebih dari 10 tahun. Dan punya bukunya juga. Jadi kadang kalo keinget suka ngunjungi blog Kak Tirta.