Wawancara : Traveloveing 2

Udah tau kan kalo gue dan beberapa teman penulis lainnya menerbitkan novel Traveloveing 2? Penasaran gimana cerita di balik proses penulisannya? Penasaran kan ama destinasi-destinasinya? Penasaran kan novelnya bercerita tentang apa saja? PENASARAN KAN?

Untuk menjawab itu semua, gue udah bikin semacam virtual interview antara diri gue sendiri. Jadi disini, ada dua orang yang membahas novel gue, Tirta Penulis (TP) dan Tirta Wartawan (TW). Sengaja dihadirkan untuk kalian semua pembaca novel di Indonesia dan pembaca romeogadungan.com pada khususnya.

Check it out!

————–

TW : Halo bung, apa kabar? Anda terlihat tampan sekali hari ini.

TP : Ah, biasa saja bung, sehari-hari. Anda juga gak kalah ganteng kok.

TW : Ah, Bung Tirta ini bisa saja. Saya gak seganteng anda bung. Anda lebih ganteng!

TP : Ahh, beda tipis lah kita. Sebelas dua belas.

TW : Mari kita mulai dari pertanyaan pertama. Sekarang lagi sibuk apa bung?

TP : Yah, biasa. Kerja, menulis, syuting iklan.

TW : Denger-denger bung Tirta ini lagi menerbitkan novel ya? Tentang apa bung? Boleh diceritain sedikit?

TP : Iya, saya terlibat dan ikut menulis sebuah novel berjudul Traveloveing 2 yang diterbitkan oleh Gradien Mediatama, mudah-mudahan dalam waktu dekat udah nangkring di toko buku kesayangan anda. Hmm, bahkan sekarang kayaknya udah masuk ke Gramedia deh.

Traveloveing 2

TW : Kok judulnya Traveloveing 2? Apa ini sekuel?

TP : Bukan, ini bukan sekuel. Ini adalah novel dengan kisah yang benar-benar baru yang bisa dimengerti pembacanya. Tapi emang ide dasarnya dari Traveloveing yang pertama. (Belum baca? Beli dong disini, novel bagus!).

TW : Bisa diceritakan sedikit bung tentang awal mulanya penulisan novel ini?

TP : Awalnya saya diminta oleh Gelaph (kakak kelas saya di kampus) untuk mereview novelnya dan hasilnya di-publish di romeogadungan.com. Dia adalah salah satu penulis Traveloveing yang pertama selain Roy, Mya dan Dendi. Oia, hasil reviewannya silahkan dibaca disini. Gara-gara kejadian itu, saya akhirnya bisa tau semua penulisnya. Saling follow di twitter, dan akhirnya kenal secara personal.

Rupanya salah satu postingan blog Petro Idol yang sempat saya share di twitter, dibaca oleh Roy. Akhirnya Roy menghubungi saya dan meminta saya untuk berpartisipasi dalam Traveloveing 2. Saya diminta untuk menulis porsi komedi dalam novel ini.

TW : Wuoooow! Jadi ini novel komedi?

TP : Bukan, ini novel gabungan 4 gaya penulisan yang berbeda. Kebetulan saya yang paling bernuansa komedi. Seperti banyak tulisan dalam blog ini, komedi galau. Hehe..

TW : Ceritanya tentang apa ini Traveloveing ini?

TP : Ceritanya tentang perjalanan (traveling), permasalahan hati dan jatuh cinta. Saya cuma bisa bilang itu, detailnya silahkan baca sendiri ya? Takut spoiler.

The BIG Question.

TW : Ahhh, bung Tirta ini sok misterius. Hmmm, ada ambisi pribadi dalam novel ini?

TP : Engga ada sih, saya cuma berharap ini bisa menjadi jalan pembuka untuk novel-novel saya berikutnya.

TW : Emang sebagus itu ya bung novel anda ini?

TP : Saya gak bilang itu bagus banget. Nanti jatoh-jatohnya promosi dan sangat subjektif. Tapi coba baca postingan Dompet dan Nol Kilometer ini. Kalau postingan itu cocok buat anda, berarti tulisan saya yang di novel itu cocok buat anda.

Satu yang bisa saya jamin disini, tulisan yang di novel itu adalah tulisan yang dibuat secara jauh lebih matang dari dua postingan blog tadi. Proses review-nya berulang-ulang yang dilakukan oleh beberapa orang. Untuk postingan di blog, biasanya saya hanya butuh 2-3 kali edit sebelum akhirnya ditampilkan di blog, itu pun dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Namun dalam menulis novel kali ini, proses editingnya udah gak terhitung dan sudah dilakukan oleh lebih dari 10 orang. Tulis-baca-tulis ulang.

Setiap pemilihan katanya dipikirkan, transisinya diperhalus, jokesnya dipersiapkan dengan matang. Jadi kualitasnya benar-benar baik. Dan bisa saya bilang, tulisan saya yang di novel itu adalah tulisan yang paling matang yang pernah saya bikin sejauh ini. Itu janji saya.

Dan saya rasa, itu berlaku untuk semua tulisan dalam novel ini.

TW : Wah, berarti tulisan anda yang menjadi highlight novel ini ya?

TP : Enggak juga sih, penulis-penulis yang lain juga memberikan warna tersendiri dalam novel ini. Mulai dari Diar yang tulisannya cewek banget, Elisha yang unyu-unyu manis gitu, hingga bagian Roy yang terasa dewasa tapi tetap segar. Kami semua memberikan warna penulisan yang berbeda-beda. Kayak rainbow cake gitu.

TW : Ahhhh, rainbow cake. Tapi saya lebih suka kue apem.

TP : Bung, tolong fokus!

TW : Oia, maaf bung. Laper. Lanjut, buat bung Tirta sendiri, kesulitan terbesar dalam menulis novel ini apa?

TP : Buat saya, ada dua masalah serius yang sempet sedikit menghambat waktu itu. Yang pertama itu : waktu. Tau kan? Saya orangnya sibuk banget. Jadwal syuting padat. Karir sebagai model kan gak mudah.

TW : Iya..iya. Punya wajah rupawan emang gak gampang. Saya juga mengalami hal yang sama.

TP : Dan saya susah untuk menemukan waktu yang tepat untuk menulis. Itu sempat menjadi kendala buat saya pribadi. Yang kedua itu adalah gaya bahasa. Karena akar penulisan saya adalah blog, dimana saya bisa menulis sesuka hati. Sikap itu kebawa waktu nulis novel. Padahal, ada kaidah-kaidah penulisan yang harus diterapkan dalam menulis novel. Untung saya orangnya pintar dan cepat belajar.

TW : Wah bung ini sudah tampan, pintar lagi. Mirip ama saya.

TP : Iya ya? Toss dulu dong.

TW : Oke lanjut, sebenarnya target pasar novel ini siapa bung?

TP : Gak ada target pasar-target pasar. Saya ngerasa novel ini cocok untuk orang yang suka traveling, suka membaca dan sedang memendam pertanyaan. Karena itu ide besar dalam novel ini.

TW : Apa yang menjadi pembeda novel ini dengan novel-novel sejenis? Kan lagi banyak tuh selebtwit yang bikin buku.

TP : Pembeda yang paling utama adalah…saya bukan selebtwit. Haha.

Saya cuma blogger biasa yang kebetulan rutin menulis. Tapi dari ide cerita, konflik, dan kejujuran dalam menulis, novel ini dipersiapkan dengan matang dan unik. Bukan hanya untuk sekedar memenuhi selera pasar atau mengandalkan loyalitas followers.

Konflik yang diangkat juga sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pada saat membacanya, kami berharap pembaca akan bereaksi..

“Shit, gue pernah dalam posisi itu!”

Jadi emosi dalam tulisannya ikut ter-transfer ke para pembacanya.

TW : Wah, mantap sekali sepertinya! Membuat saya penasaran dan ingin segera membelinya.

TP : Iya, jangan lupa beli dan ajak seluruh keluarga ya? Teman, adik, kaka. encang, encing, nyak, babeh, paman, semuanya lah. Bisa dicari di Gramedia atau kalau gak bisa, bisa beli online di PengenBuku.net. Bukunya langsung dianter ke rumah!

TW : Ada pesan dan kesan bung, untuk para pembaca novel ini?

TP : Novel ini buat kalian, pembaca blog romeogadungan yang dulu meminta saya untuk menulis novel. Yang rutin membaca setiap postingan dalam blog ini. Yang dulu pernah bilang “Saya print tulisan-tulisan kakak di romeogadungan.com biar bisa dibaca sebelum tidur”.

Ini adalah persembahan pertama saya buat kalian. Jauh dari kata sempurna, tapi ini ditulisnya pake hati. Semoga suka.

Dan kalo kebetulan suka, boleh disebarin dan direkomendasikan ke teman-temannya. Kasi testimonialnya ke twitter saya di @romeogadungan, boleh sekalian difollow kok. Maklum, saya fakir follower. Nanti rencananya saya mau posting komentar-komentar yang udah membaca di satu postingan blog khusus.

TW : Baiklah bung, terima kasih atas waktunya. Semoga sukses dengan novelnya. Oia sekali lagi, anda ganteng sekali bung hari ini.

TP : Iya, sama-sama. Anda juga gak kalah ganteng kok.

TW : Permisi bung. Mari.. *pulang naik angkot*

TP : Marii…hati hati di jalan. *kembali masuk ke kamar bersama Raline Shah*

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top