Waahhhh, udah hampir 3 minggu blog ini ga diupdate, maafkan saya para pembaca setia romeogadungan (gaya lo taaa, kayak punya pembaca setia aja 🙂 )
Okay, selaen karena Idul Fitri dan kesibukan lainnya yang tidak cukup penting untuk ditulis disini, blog ini menjadi sedikit terlantar. Maafin gue ya..
Dan meskipun sudah memasukin h+ 9 dari Idul Fitri, gue secara pribadi ingin mengucapkan mohon maaf lahir dan batin bagi pembaca blog ini, ini barangkali ada tulisan atau pemikiran gue yang kurang berkenan atau menyinggung hati para pembaca, mohon dimaafkan.
Oke, off to the main topic.
Beberapa hari ini, beberapa muka baru memasuki kantor saya. Pegawai baru. Rekan kerja baru. Dan, ehhemmm, kecengan baru.
Dan beberapa diantaranya merupakan adik kelas saya di kampus dulu. Sebagian dari mereka masih terlihat canggung dan bingung harus mengerjakan apa.
Keadaan seperti ini membuat gue seakan bercermin dan melihat sosok gue setahun yang lalu.
Dengan kebingungan, rasa semangat serta idealisme ala mahasiswa, gue berusaha memasuki dunia kerja yang nyata yang kadang tidak seperti yang kita tonton di Sinetron Cinta Fitri.
Dan sebagai senior yang baik, gue akan sedikit menuliskan tips-tips masuk bagi kalian para fresh graduates untuk memasuki dan melalui hari-hari pertama kalian di dalam kantor.
Semoga berguna! Hehe..
Tips memasuki dunia kerja ala Romeogadungan.
Setelah lancar lulus berbagai tahapan seleksi masuk kerja, pasti alangkah bahagianya kalian ketika menginjakkan kaki ke kantor idaman kalian.
Segala impian membangun karir terbentang luas didepan kalian, dan jangan sampai beberapa hal kecil merusak penampilan dan masa depan anda.
Here we go!
1. Jahit celana kerja dan beli kemeja anda 1 nomor lebih besar dari sekarang.
Ya, gue serius, karena bekerja akan membuat kalian lebih montok dan lingkar pinggang semakin melebar.
Celana gue yang gue jahit pas awal masuk kantor sekarang cuma bisa tersimpan manis dalam lemari.
2. Jangan sotoy,
Pagawai yang berinisiatif memang disukai, tapi kadang inisiatif dan sok tau berbeda tipis. Alkisah dulu ada pegawai baru bernama Romeogadungan, (ya ini pengalaman pribadi gue.hehe).
Dihari pertama gue masuk kerja gue ketemu dengan senior gue di kantor. Cowo. Dan beneran, dari penampilannya, gue menduga dia paling berbeda 1 level atau 2 level dari posisi gue yang baru masuk ini.
Dan ketika setelah perkenalan, gue dengan santainya merangkul pundak senior gue ini dengan akrab sambil bilang..
“ntar bantuin gue belajar ya. Kalo ada-ada yang gue ga ngerti” kata gue dengan gaya selangit. Asooooyyyyyy…
Muka dia mah rada heran dan canggung sambil senyum-senyum doang.
Dan pada hari berikutnya, gue nanya ke temen gue yang laen di tim gue…
“Eh, si Anu posisinya apa ya??”
“Dia udah senior 3” kata temen gue santai. (kalo di company udah selevel asisten manager kali ya?)
Dan Jegeeeerrrrrrr!!!!
Bumi gonjang ganjing!!!!! Awan kelabu menyelimuti kepala gue. Gue mulai panik dan malu.
Gue udah merangkul dan sok akrab ke asisten manager gue di hari pertama gue ngantor, dan dengan santainya gue tengil minta bantuan.
Udah bro banget gitu.hahaha.
Dan sekarang, gue bisa mengartikan senyum senior gue yang kemaren. Mungkin dia mikir..
“ni anak tengil banget hari pertama udah maen rangkul-rangkul aja. Udah nge-bro banget dia nih!” mungkin senior gue berpikiran seperti itu gue ga tau.
Yang pasti merangkul asisten manager anda di hari pertama ngantor sangat tidak gue anjurkan.
Peristiwa yang kedua terjadi ama temen gue, dihari pertama dia ngantor, dia dapet manager yang dipanggil pak santo. Dan temen gue ini, pas mau pulang, minta ijin ama managernya. Biasa, ijin sungkem gitu.
“Pak santoso, saya ijin pulang dulu ya pak?” kata temen gue inisiatif tingkat tinggi.
Eh managernya malah bilang..
“Santoso Santoso, nama saya Susanto!” kata si manager,
Dan temen gue pun pulang dengan muka setebel paha gajah!
3. Kenali kantor anda
Akan sangat lebih baik jika ada proses office tour atau orientasi terhadap kantor bagi karyawan baru.Jika tidak luangkan waktu anda sebentar untuk berkeliling kantor dan memahami denah kantor anda sendiri.
Agar peristiwa memalukan berikut tidak terjadi kepada anda.
Kantor gue itu ada di 3 lantai utama, lantai 5, 6 dan 7. Jika ingin pergi dari lantai 5 ke lantai 6 dan 7 kita diharuskan turun dulu dan berganti lift dan kemudian naik lagi ke lantai yang dituju.
Cara lain yang bisa digunakan adalah tangga darurat.
Waktu itu, gue pengen pergi ke lantai 6, dan karena males untuk turun dan naik lagi, gue memutuskan untuk menggunakan lantai darurat karena cuma naik 1 lantai.
Ternyata, tangga darurat dikantor gue ada beberapa jenis.
Ada tangga darurat yang digunakan untuk berpindah lantai, dan ada tangga yang digunakan dalam kondisi bener2 darurat, seperti kebakaran atau gempa bumi.
Pintu yang jenis terakhir emang jarang banget dibuka dan dibuka jika ada kondisi darurat atau emergency.
Waktu itu lagi jaman-jamannya sibuk, dan budaya kantor gue, ketika masa sibuk mendekati deadline seperti ini, suasana kantor akan menjadi hening dan tegang. Setiap orang sibuk didepan laptopnya masing-masing.
Gue mulai mengitari wing kantor gue untuk mencari pintu tangga darurat yang tepat. Setelah menemukan pintu yang gue rasa tepat, gue pegang kenopnya..
Agak keras, dan susah dibuka,
gue paksa sedikit, dan tiba-tiba..
Teeeeeeeeeeeeeeeettttttt…ttttttteeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttttttttttttttttttttt!!!!
Suara sirine berulang-ulang memekakkan telinga.
Panik, buru-buru gue tutup lagi lalu balik badan dan menemukan semua mata udah tertuju ke gue.
Gue panik.
Mau pura-pura mati ngga mungkin.
Gue pun mengecil secara perlahan, dan dengan masang muka tembok, gue berlalu cepat-cepat dari situ.
Dan begitulah, kenali kantor anda, dimana letak WC, pantry, dan pintu darurat di kantor anda.
4. Make adjustment
Ada beberapa hal yang harus perlu disesuaikan ketika kita masuk kantor dengan budaya kerja. Contohnya gini,
gue sebagai orang kampung, adalah orang yang selalu menempelkan kembali tangan gue ke dada sehabis gue bersalaman. Tau kan kalian gerakannya?
Oke, dihari gue training sebelum kerja, gue diajarin tentang materi professional behavior gitu deh. Karena pekerjaan gue adalah profesi seperti halnya dokter, atau pengacara, gue dituntut untuk selalu tampil dinamis dan professional.
Materinya terdiri dari cara berpakaian, berbicara, mengangkat telfon, dan lainnya. Salah satu materi yang diajarkan adalah cara bersalaman atau jabat tangan.
Jabat tangan yang baik adalah jabat tangan dengan erat,pangkal selah antara jempol dan telunjuk harus saling bertemu dan anda meremas tangan lawan anda dengan erat, dan sedikit mengayunkannya keatas dan kebawah.
Materi ini sangat gue ingat dan tanamkan dalam hati sebagai persiapan untuk ketemu klien dikemudian hari.
Hingga tiba hari dimana gue bertemu manager gue untuk pertama kalinya..
Ketika gue dibawa ke ruangan manager gue pertama kalinya, yang menari-nari dikepala gue adalah…
‘jabat tangan yang erat ta, jabat yang erat, professional, jangan tempelin lagi ke dada abis salaman, lo kira lebaran?!’
Hal ini yang gue gumamkan berulang-ulang dalam hati.
Tapi begitu ketemu ama manager gue dan dikenalin untuk berjabat tangan, gue menyambut tangan manager gue dan menjabat erat, kemudian ketika ngeliat kebawah dan sadar, tangan itu udah ada lagi di dada gue.
“lah, ini tangan kapan nempel didada gue???ahhhhh, shyt!!! aku gak professionaaaal” pikir gue waktu itu.
Tapi ga ada yang mempermasalahkan hal ini waktu itu kecuali gue.
Hal ini menurut gue ga salah, tapi buatlah penyesuaian. Pelajari waktu-waktu dimana mengeluarkan kebiasaan anda dikampung dan di kantor. Contoh hal lain dalam hal ini adalah bersendawa, ketawa terbahak-bahak, kentut dan lainnya. Make adjustment!
5. Don’t shit where you eat!
Ini adalah prinsip yang harus dipegang teguh oleh karyawan, at least buat gue. Jangan boker dan makan dipiring yang sama. Maksud gue adalah, jangan membuat masalah pribadi di tempat kerja.
Hindari pertengkaran, perkelahian, konflik negatif di tempat kerja. Don’t flirt and having one night stand with your boss or don’t fight with your colleagues.
Dan jika anda tampan seperti saya, hindari sifat playboy kepada cewe-cewe sekantor.
Karena akan menimbulkan suasana canggung yang luar biasa ketika dipertemukan dalam suasana kerja. So, don’t shit where you eat!
Mungkin inilah alasan beberapa perusahaan melarang pernikahan sesama karyawan.
6. Jangan bergosip di lift.
Gue suka rada sebel ama orang yang menggosip di lift, apalagi cewe-cewe. Kadang ga liat tempat gitu mau ngomongin orang.
Kan gue suka ga enak gitu kalo ketampanan gue diumbar di depan publik (bagi yang mau muntah, silahkan aja, gue juga udah duluan kok).
Tapi bukan berarti ketika anda berdua didalam lift dengan kolega anda, anda tidak boleh ngobrol. Anda tetap boleh ngobrol kok.
Berikut tips dari saya.
Anda terjebak didalam lift bersama seseorang kolega sekantor yang anda tidak ketahui namanya. Jangan khawatir!
anda cukup melihat nya, senyum trus bilang pertanyaan basa basi seperti…
“Panas banget ya Jakarta akhir-akhir ini..”
Atau..
“Duh, macet banget ya Jakarta tadi pagi..”
Atau mau sedikit lebih frontal bisa…
“gimana keadaaan keluarga pak? sehat?? salam buat paman ya…”
Anda juga bisa mengajaknya adu panco meskipun tidak saya sarankan. Lumayan, bisa membunuh waktu.
Sekian tips dari saya, silahkan sebar tulisan ini jika anda merasa bermanfaat dalam membangun karir anda kedepannya.hahahaha.
Ngerasa tulisan ini bagus??
Please retweet or share in your facebook…