Aku dan binatang itu..

Tadi pagi, sewaktu gue dalam perjalanan menuju salah satu plant tempat klien gue beroperasi buat stock opname inventory, gue melihat satu baligo dipajang dipinggir jalan.

Dari dalam taksi, gue bisa melihat baligo itu cukup mencolok  dan cukup membuat gue sadar dari lamunan gue.

Baligo nya itu lumayan gede, berwarna warni, dan  font nya lumayan besar sehingga gampang dibaca. Baligo itu intinya pengen mempromosikan suatu event.

Semacam acara sirkus, pameran binatang dan pameran tumbuhan gitu. Gue rada lupa nama acaranya apa.

Tapi ada tagline dari baligo itu yang sangat mengejutkan buat gue..

“ HADIRILAH, PAMERAN TUMBUHAN DAN BINATANG XYZ…!

TANGGAL XX OKTOBER 2010.

ANDA BISA BERCANDA DAN BERMAIN DENGAN ULAR BESAR DAN KOMODO!!”

Dan gue cuma bisa mangap..

WTF??!!

What the hell on earth, that makes the organizer think it would be fun to play with  a giant snake and a giant lizard!!

Yang kebayang dikepala gue ketika gue denger ular besar adalah film Anaconda. And that didn’t seems fun at all!

Permainan apa yang kira-kira bisa kita mainkan dengan ular besar dan komodo?

Mau maen badminton, ular ga bisa megang raket.

Mau adu lari ama komodo, betis lo bisa sompel dimakan.

Bingung gue.

With all due respect to the snake lovers, ular adalah binatang yang ga bisa gue cintai sama sekali. Ga tau kenapa, gue sangat tidak suka dengan ular. Ada ular segede jempol aja gue mungkin udah jerit2 trus nangis dikamar mandi.

Interaksi terdekat gue dengan ular ketika jaman kuliah.

Dulu, gue ama temen-temen gue maen Taman Safari Ciarua Bogor, waktu itu kita belum pernah ada yang ngerasain namanya safari malam. Kita naek bus terbuka yang mengelilingi taman safari gitu tapi malem hari.

Safari malamnya lumayan seru, banyak unsur kagetnya karena tiba-tiba ada lembu yang tanduknya spiral atau llama (sejenis unta yang suka meludah) yang tiba2 nongol di sebelah mobil safari elo.

Ketika mobil safari gue melewati bagian macan tutul, (tau kan? Yang kucing gede warna item dan biasanya ngebawa mangsanya ke atas pohon buat bisa makan dengan tenang tanpa diganggu predator lainnya.) gue ngerasa sedikit khawatir.

Soalnya tempat macan itu tidur2an, semacam dinding beton buatan menyerupai lereng yang menjadi kandang macan tutul itu, cuma dipisah dengan pagar rendah dan semacam parit berisi air dengan lebar 3 meter dengan jalan tempat mobil safari gue melaju.

Pas melewati kandang macan tutulnya, pemandu safari gue malah ngomong gini..

“macan tutul ini banyak beraktivitas dimalam hari, dan termasuk ke spesies kucing yang hebat memanjat dan berenang”

WTF??!!

‘lah, trus apa yang menghalangi kucing item gede ini untuk berenang dan meloncat ke bus safari dan kemudian merobek-robek pantat kiri semua orang yang ada disini??!!”  pikir gue.

Tapi untungnya kekhawatiran gue ga terbukti. Kucing item itu terlalu malas untuk menerkam para pengunjung. Dia diem aja waktu kita lewat.

Abis ikutan safari malam, kita nonton animal show gitu. Yah, semacam pertunjukan binatang-binatang beratraksi lah. Ada anjing jalan pake 2 kaki, ada burung nebak2 angka, ada musang meluncur dari bangku penonton ke panggung, ada macan, ada trio macan juga *lho??

Intinya itu adalah pertunjukan binatang. Yah, namanya juga orang kampung, gue dengan over excited nonton itu pertunjukan dengan mata berbinar dan bertepuk tangan luar biasa semangat.

Nanti pas acaranya selesai, ada sesi foto-foto bareng pemeran utama acara ini. Yang hampir membuat gue bingung, ini acara pertunjukan binatang atau Cinta Fitri. Kok ada sesi foto2 bersama pemeran utama segala??

Ternyata, di sebelah tempat foto2 itu, ada semacam kotak plexiglass transparan yang berisi uang sumbangan. Uang itu digunakan untuk konservasi alam atau untuk membantu membeli pisang buat orang utan yang ada disitu. Gue juga ga tau pasti.

Abis acara bener2 selesai, gue langsung narik tangan si Putu temen gue buat ngambil foto gue dan pemeran utama.

Dan yang beruntung untuk bisa foto bareng gue adalah : Orang Utan!

Yup, tapi gue ga lama2 buat foto2 ama orang utan. Karena apa sodara2, karena bulu-bulu mereka membuat gue geli. Dan mereka sedikit bau. Mungkin gara-gara keringetan abis perform gue juga ga tau pasti.

Agnes monica aja kalo keteknya basah abis perform, pasti lo ga mau lama-lama foto bareng dia” mungkin itu kata hati si orang utan.

Dari situ, gue pengen foto bareng ular. Gue memberanikan diri dan membulatkan tekad untuk foto bareng makhluk ini. Niat agar terlihat seperti Panji sang Petualang mengalahkan ketakutan gue terhadap ular.

Objek yang gue minta untuk foto bareng adalah Phiton Recticullatus atau sanca batik. Tau kan ular jenis ini? Nama awamnya adalah ular sawah. Dia adalah binatang nocturnal yang beroperasi dan beraktivitas dimalam hari mencari mangsa. Emang beda tipis sih, ular sanca batik dengan bencong taman lawang.

Anyway, pada proses foto bareng ini, ular sepanjang kurang lebih 5 meter ini akan di gendong di leher penonton yang pengen difoto.

Dan gue pun berniat yang sama. Ketika nanti difoto, gue akan mengalungkan ular piton ini dileher gue sambil senyum kekamera. Lumayan kan, tinggal make wig, dan gue akan terlihat seperti nyi blorong.

Tapi ternyata berat ular ini melebih dugaan gue.

Karena terlalu berat dan takut leher gue remuk dililit ama itu ular, gue ga mengalungkan ular itu di leher gue. Biar aja pawangnya yang megang, trus gue yang megangin kepalanya menghadap kamera serta meletakkan telunjuk gue dibibir bergaya abege.

Kepala ularnya gue arahin rada jauh dari kepala gue, buat jaga-jaga si ular ngga mencaplok batok kepala gue.

Bagi yang belom pernah megang ular segede itu sebelumnya, gue kasi tau rasanya. Mengelus kulit ular segede gitu kayak menempelkan tangan lo ke tembok yang lembab. Keras dan dingin.

Ternyata megang kepala ular pun ada tekniknya, jangan terlalu keras, agar ga menyakiti dia. Oke, ketika udah siap, kepalanya udah gue pegang dan menghadap kamera.

Semua siap. Gue siap, si ular siap, fotografer siap.

Si fotografer memberikan aba2..

“satuuuu, duaaaa, dan sssssssssssssssssssssssss” tiba2 si ular udah mendesis dan menghadap gue. Deket banget.

Kaget gue refleks melepaskan ular itu. Emang dasarnya penakut ama ular, berulang kali kejadian kayak gitu, dan hasil fotonya ga ada yang bagus yang bisa gue posting disini.

Dan kejadian itu, menambah ketidaksukaan gue kepada ular.

Bagaimana dengan kalian?

Please share if u don’t mind.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top