Mungkin inovasi kuncinya..

Klien gue sekarang adalah mantan perusahaan vespa.

Tapi sekarang bergerak di bidang pembuatan dan pendistribusian cat.

Waktu jaman jaya-jayanya. Perusahaan ini adalah satu-satunya perusahaan yang berlisensi untuk membuat dan merakit vespa di Indonesia.

Kadang gue miris sendiri, ngeliat tempat gue ngaudit sekarang. Sisa-sisa kejayaannya sebagai pabrik vespa masih terlihat jelas.

Kalo di pabrik biasa, kendaraan operasional yang digunakan dalam lingkungan pabrik adalah mobil atau motor, disini ngga.

Vespa digunakan sebagai alat transport dalam pabrik, meskipun kegiatan utama perusahaan ini bukan lagi bergerak di bidang vespa.

Gue kadang suka takjub sendiri ngeliat interior kantornya. Bangunannya itu bangunan lama, khas tahun 70an banget

Dan disana, masi terpampang  beberapa iklan Vespa jadul yang bikin gue senyum-senyum sendiri. Contohnya kayak gini..

(mungkin) wanita tercantik dimasanya.
foto gue ambil disini..

Apa yang bisa lo ambil dari gambar diatas??

Iya, benar sekali!

Jaman dulu, yang naek vespa itu udah tajir banget! Udah paling gaya, Bahkan ada satu iklan yang belum sempet gue foto. Gue deskripsikan aja deh,

Ada 2 cewe (dandanan khas 70an pastinya) lagi nunggu bis di halte, tapi ada cowo (dandanan di film-film benyamin tau ga??iya, kayak gitu!) naek vespa.

Posenya, dua cewe itu senyum ngeliat si cowo naek vespa. Dan si cowo make kacamata item, stay cool sambil naek vespa sambil tetep ngadep depan. Dengan tagline vespa ditulis make huruf gede dibawahnya..

“LEBIH BAIK NAIK VESPA…”

Mantap!!

Ntar deh gue foto trus gue upload disini..

Dari situ gue berkesimpulan., tahun 70an, cowo yang naek vespa adalah cowo-cowo sekelas Nicholas Saputra.

Ganteng, tajir, ga banyak omong, ga suka tepe-tepe di depan cewe meskipun tunggangannya keren (baca : vespa).

Hipotesis gue, kalo orang naek vespa adalah orang ganteng, dan pasti banyak orang yang pengen ganteng, kenapa perusahaan ini bangkrut dan ga milih vespa lagi sebagai bisnis utamanya??

Dari obrolan after working hour dengan salah satu staf yang udah kerja disana puluhan taun, salah satu penyebab (mungkin ga cuma ini ya) bangkrutnya perusahaan vespa ini adalah akibat malasnya inovasi.

Di awal tahun 90an, muncul varian baru dari piaggio di italia namanya corza kalo ga salah, vespa ini jenis matic, tapi sumber daya manusia di Indonesia (mekanik-mekaniknya) belum siap dengan teknologi baru ini.

Yang pada akhirnya, ketika ada kerusakan dan datang complain dari pelanggan, para mekanik ini ngga tau gimana cara memperbaikin vespa tadi.

Dan ujung-ujungnya, orang jadi males beli vespa karena ga bisa diperbaiki kalo rusak.

Gue jadi mikir, segitu pentingnya kah inovasi di dunia industri??

Padahal kalo seandainya mekanik2 itu bisa segera belajar motor matic, kebayang ga udah segede apa omzet si perusahaan?

Liat aja jalanan sekarang, isinya motor matic semua. Sebelom jamannya mio, vario, spin dan merk2 motor matic muncul di akhir 2000an, vespa udah mikir hal ini di tahun 90an. Ten years earlier man!!

Dan hal ini mengingatkan gue kembali ke peristiwa penutupan kereta Parahyangan yang heboh baru-baru ini. Disini gue kembali melihat ketidakmampuan PT KAI dalam masalah inovasi dan kreativitas.

Munculnya usaha-usaha travel yang menjamur, membuat PT KAI kalah bersaing, dan memilih untuk menutup jalur ini.

Dinegara-negara maju, transportasi publik didukung habis-habisan, di sini malah dipangkas dengan alasan merugi.

Sebagai orang yang pernah menetap di bandung, gue tetap ngerasa ga setuju dengan penutupan kereta ini. Kereta inilah yang membawa gue pertama kali ke Bandung, waktu gue merantau buat kuliah dari Aceh.

Kereta ini punya nilai dalam hidup gue. Dan serious man, jalur kereta Jakarta-Bandung adalah jalur kereta terindah yang pernah gue rasakan.

View pegunungan, sawah, hutan, perumahan, perkotaan, perkampungan, ampe jalur jembatan dan terowongan yang menembus gunung ada di jalur ini. Nilai historis di kereta ini ga ternilai.

Meskipun kini, gue lebih sering menggunakan travel untuk pergi Jakarta-Bandung.

Lah, katanya cinta kereta tapi kok malah naek travel?? Oke, gue kasi sedikit self defense ala gue.

1. Naek travel lebih cepat dan lebih praktis. 2 jam nyampe, ga pake ribet. Pool travelnya pun ada dimana-mana.

Gue tinggal pilih mana yang paling deket dari kosan gue. End of discussion.

2. Dengan waktu tempuh yang lama, kondisi didalam gerbong kereta ga memungkinkan elo untuk berlama-lama dikereta.

Udah pernah pengen pipis atau boker di kereta?? Buat orang yang gampang boker kayak gue, buang hajat di kereta adalah mimpi buruk.

Pesing, jorok dan kadang ada yang lupa bilas bersih itu dia punya ‘setoran’. Boker dikereta, mikir dulu deh..

3. Masalah kenyamanan. Gini, pernah ga lo ke stasiun, belom nyampe ke loket, lo udah disamperin ama calo, atau bahkan ditarik-tarik ditawarin tiket?? atau begitu nyampe stasiun tujuan, porter-porter udah keburu masuk dan menawarkan jasanya??

Buat gue, hal-hal seperti itu membuat gue ga nyaman. Kenapa sih, gue ga dikasi kesempatan untuk turun dulu, atau memilih porter kalo gue emang butuh. See the point??

4. Masalah transportasi dari dan ke stasiun, kalo gue dari Jakarta mau ke dipati ukur? Gue harus naek angkot lagi ke stasiun. Atau gue dari pulogadung, gue harus ke gambir dulu. Repot kan??

Seharusnya ada semacam koordinasi antar semua pihak yang memudahkan penumpang dalam hal ini..

Oke, itu sedikit dari opini gue mengenai masalah kereta Parahyangan. Gue bukan ahli transportasi, jadi gue ga kasi argument tentang bagaimana seharusnya transportasi kereta kita dijalankan.

Tapi biar berimbang, gue akan kasi sedikit sudut pandang gue yang laen.

Gue ngeliat, PT KAI bukannya tanpa usaha, gerbong dan lokomotif banyak yang baru, interior kereta sekarang tengah ditingkatkan, sekarang.

Setiap tempat duduk dalam gerbong ada colokannya, buat ngecas hp atau laptop, jadi orang bisa kerja di dalam kereta sepanjang perjalanan.

Penjualan tiket kereta sudah bisa dilakukan secara online, meskipun terakhir gue cek, prosedurnya sangat merepotkan.

Jadwal keberangkatan udah mulai make LDC screen, ga poster kayak dulu lagi. Peningkatan jelas terjadi kok.

Mau liat solusi lain, bisa dibaca disini atau disini. Gue sebagian besar setuju dengan opini-opini mereka.

Gue bukan orang yang tepat untuk memberikan solusi. Gue cuma pengen ngeluarin unek-unek gue dan ngangkat masalah utamanya.

INOVASI.

Semoga PT KAI ga menjadi perusahaan vespa yang berikutnya..

Gue kasi sedikit perbandingan, meskipun konsepnya sedikit berbeda.

Ada suatu perusahaan yang hampir bangkut, memproduksi PDA dengan layar monokrom yang membosankan yang bernama Pocket Link.

Kondisi keuangan yang jelek, ga mencegah mereka terus berinovasi, sampai mereka terus melakukan peningkatan-peningkatan dan didukung oleh pengembangan tekonologi telekomunikasi.

Dan dibantu oleh sebuah serial yang mempopulerkan penggunaan gadget ini, akhirnya gadget ini booming diseluruh dunia.

Tau perusahaannya?? namanya Research In Motion.

Produknya apa?? Mungkin anda atau orang disebelah anda memakainya sekarang. Tau nama baru si Pocket Link tadi?? Anda pasti tau jawabannya…

Namanya Blackberry.

Jadi, mungkin inovasi kuncinya..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top