Kehidupan mahasiswa di UK

Kuliah gue sudah berlangsung setengah jalan, tapi rasanya gue jarang banget menulis kehidupan gue sebagai mahasiswa di blog ini. Biasanya cuma tentang cinta-cintaan, politik, ekonomi atau promosi buku gue. (Btw, udah beli belum?)

Tapi kali ini, gue akan menuliskan sedikit gambaran hidup gue sebagai mahasiswa di Aberdeen.

Selain kuliah, tentu saja kehidupan mahasiswa pasca sarjana kayak gue diisi oleh kegiatan-kegiatan positif yang memberikan nilai tambah. Tidur siang misalnya.

Nambah banget itu. Nambah lemak. Hahaha.

Sebenarnya gue agak heran ama sistem perkuliahan di UK dan efeknya ke mahasiswa di sini. Kalau dipikir-pikir, mereka ini liburnya banyak banget!

Bayangin aja, waktu Natal libur perkuliahan itu sebulan mulai dari menjelang Natal ampe Tahun Baru, waktu Paskah (Easter) liburnya juga hampir sebulan, dan waktu libur musim panas (summer break), liburnya itu bisa nyampe 3-4 bulan.

INI KAPAN KULIAHNYA SIK? LIBUR MULU?!

Jadi kalau ditotal-total, dalam setahun libur mereka itu hampir 6 bulan? Sisanya leha-leha!

Nggak deng. Tentu saja ada kompensasi yang harus dibayar.

Sistem perkuliah di UK yang unik ini memaksa para mahasiswanya untuk membaca. Membaca dalam jumlah yang banyak sekali!

Sebagai contoh program MBA Energy Management yang gue ambil sekarang. Sistem perkuliahan yang gue anut adalah sistem blocking teaching. Di mana setiap mata kuliah yang diajarkan dalam sebuah teaching block, sehingga satu mata kuliah tidak berjalan paralel dengan mata kuliah lain, satu-satu jadinya gitu.

Setiap teaching block terdiri dari tiga minggu : preparation week, teaching week dan assessment week.

Selama preparation week, dosen akan ngasih list buku, jurnal dan artikel yang harus dibaca sebelum memasuki teaching week melalui sistem intranet kampus yang disebut Blackboard. Setiap mahasiswa punya id khusus untuk login ke Blackboardnya masing-masing.

Dalam Blackboard ini isinya dilengkapi oleh link ke website kampus, library dan prasarana pendukung lainnya.

 

Jurnal-jurnal ini biasanya jumlahnya belasan atau puluhan. Rekor personal gue adalah sekitar 70an jurnal dalam satu mata kuliah yang harus dibaca dalam satu minggu. Di preparation week ini paling cuma ada dua kali tatap muka dengan dosen untuk ngasih tau nanti selama teaching week ini ngapain aja.

Di teaching week, biasanya kuliah akan berjalan seperti biasa. Seminggu penuh mulai dari jam 9 pagi hingga jam 4-5 sore. Teaching week juga diisi oleh kerja kelompok seperti presentasi atau focus group discussion.

Di assessment week, cuma ada dua kali tatap muka untuk ngasih tau seperti apa assessment-nya dan kapan deadline-nya. Assessment biasanya akan berupa dua buah essay (1500 dan 2000 kata) tentang materi yang kita bahas seminggu terakhir.

 

Essay itu bisa berupa studi kasus dimana kita harus menulis opini kita secara akademis dan dilengkapi referensi yang terpercaya untuk mendukung argumen yang telah kita tuliskan. Jadi sumber kayak artikel-artikel di Wikipedia gak akan bisa digunakan.

Mencret gak?

Oia, selain blocking teaching, ada juga sistem lain kayak perkuliahan normal yang ada sistem exam-nya. Tapi nggak untuk program gue. Biasanya untuk program sarjana (undergraduates).

Oke, itu sekilas tentang sistem kuliahnya. Trus selain kuliah ngapain aja?

Hal ini tentu saja menjadi hal yang menarik untuk ditulis di blog ini. Apa aja sih yang dikerjain mahasiswa di sini?

1. Kegiatan kemahasiswaan

Di kampus gue, jumlah organisasi kemahasiswaannya ada puluhan. Mulai dari kegiatan olahraga macam atletik, sepakbola, rugby hingga loncat indah. Ada organisasi yang berbau seni macam orchestra hingga gamelan Bali (serius!). Ada juga yang berbau-bau perjuangan yang rada hippie dan anti kapitalis macam aktivis-aktivis Greenpeace yang sering kita lihat di televisi.

 

Jadi, nggak ada alasan untuk nggak aktif di organisasi mahasiswa. Semua organisasi ini berada dalam payung besar sebuah organisasi besar macam BEM, namanya AUSA.

2. Traveling

Ini salah satu bagian yang menyenangkan dalam kehidupan sebagai mahasiswa di sini. Saat liburan, anak-anak sini doyan banget traveling. Mulai dari ngabisin waktu untuk menjelasah landscape Scotland yang cantik luar biasa, turun ke bawah untuk jalan-jalan ke kota-kota di Inggris atau menyeberang ke daratan Eropa.

Semuanya dilakukan dengan budget seadanya. Jadi jangan heran kalau mahasiswa sini suka nginep di terminal, bandara atau hitchhiking.

Kayaknya waktu gue kuliah di Indonesia dulu, sedikit banget mahasiswa yang suka jalan-jalan. Kebanyakan dari mereka memilih pulang ke rumah ketika musim liburan.

3. Kerja part time

Untuk yang uangnya ngepas banget, banyak yang memilih untuk kerja paruh waktu sambil kuliah. UK Student Visa membolehkan mahasiswa untuk bekerja maksimal 20 jam seminggu. Jadi untuk membiayai hidupnya, banyak mahasiswa yang bekerja menjadi DJ (tukang cuci piring), pelayan, hingga kerja di restoran-restoran fastfood yang inisialnya KFC atau McD.

4. Bikin api unggun

Ini acara yang seru banget. Biasanya ketika cuaca sedikit hangat (ketika musim semi atau musim panas), mahasiswa di sini suka banget bikin api unggun. Gue dan temen-temen gue sudah beberapa kali kali bikin api unggun di pinggir sungai sambil masak barbeque, ngebir dan main gitar.

Ketawa bareng-bareng ama temen ampe tengah malem. Seru banget! Kadang venue-nya dipindah ke pantai kalau bosen di pinggir sungai.

5. Piknik

Dulu waktu di Indonesia, gue suka heran ngeliat bule yang lagi sunbathing.

Lo ngapain sih berjemur gitu? Kan panas? Kan bikin kulit lengket? Kan bikin ketek berkuah?

Tapi sesudah tinggal di negara empat musim, gue menyadari kalau mendapatkan sinar matahari itu adalah privilege.

Serius.

Berbulan-bulan hidup dalam udara dingin, salju, mendung dan berangin, sekalinya cerah umat manusia langsung gembira gitu gak tau kenapa. Orang-orang akan keluar rumah dan kota akan terlihat lebih ramai dari biasanya.

Biasanya anak-anak kampus bakal piknik di taman sambil menikmati sinar matahari. Cuma dengan bermodal sebuah taplak dan makanan yang dibawa sendiri-sendiri, and voila! Ngobrol beberapa jam sambil berjemur menikmati sinar matahari yang sudah jarang ditemui.

6. Nongkrong di pub

Entah kenapa, kebiasaan orang nongkrong di sini bukan nongkrong di mall atau café-café mahal sambil foto foto pake gopro, terus sibuk ama hape dan social media. Beda jauh!

 

Orang di sini nongkrongnya di pub, dan mereka beneran ngobrol. Jadi jarang banget ada segerombolan orang yang nongkrong tapi semuanya sibuk ama hape masing-masing. Semuanya ngobrol satu sama lain. Gue kagum sih ama kebiasaan mereka yang ini. Mereka masih menjaga banget human interaction-nya.

Yang biasanya main hp adalah anak-anak Asia, ya macam gue ini.

7. Party

Mungkin ini adalah bagian yang paling asik untuk ditulis.

Party di sini sedikit berbeda dengan di Indonesia. Biasanya party akan dimulai dengan flat party, di mana akan bikin party di flat salah satu temannya. Orang-orang akan datang dengan membawa minumannya masing-masing. Si tuan rumah akan menyiapkan musik (yang cuma berasal dari laptop dan speaker sederhana) dan cemilan.

Biasanya, flat party semacam ini dibikin dengan tema tertentu untuk memperkenalkan makanan, musik dan tarian dari suatu negara sesuai tema. Gue pernah dateng ke sebuah flat party yang dibikin oleh anak-anak Venezuela, isinya makanan dan musik-musik latin.

Flat party ini biasanya diisi oleh drinking games macam beer pong. Party-party yang sering kita lihat di film American Pie itu contoh bagaimana flat party.

 

Tipe party yang kedua adalah party di club kayak di Indonesia. Bedanya, party di dalam club di sini bebas asap rokok. Jadi buat yang pengen merokok silakan keluar dan merokok dalam udara dingin.

Jadi udara dalam club itu bebas asap rokok dan gak bikin bengek orang yang gak merokok kayak gue.

 

Lucunya, pergi clubbing di sini gak usah malu dan bebas dari gengsi. Rata-rata orang yang clubbing di sini itu perginya naik bus. Jadi jangan heran ngeliat cewek-cewek yang udah dandan rapi, penuh make up dan seksi, naik bus rame-rame mau pergi clubbing.

Beda banget ama cewek-cewek Indonesia yang minimal harus dijemput naik mobil.

Dan pas pulangnya, dimana mayoritas dari mereka udah tepar dan mabuk parah, mereka akan jalan sambil sempoyongan rame-rame menuju antrian taksi.

Dan selama bubaran orang clubbing itu, polisi dan city marshal akan mondar-mandir membantu mereka untuk dapetin taksi. Jadi semua berlangsung aman tanpa masalah.

 

Wah parah banget Ta, kerjaan mahasiswanya mabok mulu?

Nah ini yang menarik untuk dibahas. Waktu gue kuliah di Bandung dulu, temen-temen gue yang doyan mabok itu pasti kuliahnya berantakan, IPK nya nasakom (nasib satu koma), lulusnya lama atau bahkan gak lulus karena sudah keburu di-DO.

Tapi satu kenyataan yang gue hadapi di sini, temen-temen gue gak gitu. Setiap kali mereka nongkrong di pub, minumannya pasti mengandung alkohol, minimal semacam bir atau cider.

Dan mereka party animal semua!

Yang anak-anak undergrads apa lagi. They are partying like no tomorrow! Mereka adalah golongan yang paling liar kalau udah clubbing. Berbeda ama anak-anak postgraduate yang cenderung lebih dewasa dan lebih kalem.

Tapi orang-orang ini jauh lebih pinter dari gue. Kuliah gak pernah bolos, tugas gak pernah lupa untuk ngumpulin dan kadang nilai-nilainya lebih tinggi.

Party animal yang buas tadi, kalau lagi musim ujian (exam period) akan memenuhi perpustakaan hingga dini hari. Semuanya belajar serius tanpa terkecuali.

Hal ini membuat gue berpikir, sebenarnya yang jadi masalah adalah kebiasaan minum-minumnya apa mentalitasnya?

***

Anyway, begitulah sekilas kehidupan mahasiswa di Aberdeen dan mungkin juga di kota-kota lain di UK. Yang jelas, menempuh pendidikan di negara orang itu jadi pengalaman yang seru sekaligus menyenangkan buat gue.

Ada yang kelewat ama gue, atau ada yang pengen ditanyakan? Let me hear it in the comment section below!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top