Shit, I am old.
Oke, tahun lalu adalah salah satu momentum besar dalam hidup gue. Gue berhasil mencoret satu item dari bucket list yang selama ini gue inginkan. Gue menganggap dua puluh tujuh telah resmi menjadi penutup masa muda gue.
Dulu, selalu ada alasan “belum S2” yang menjadi penghalang gue untuk siap dengan segala komitmen orang dewasa. Pikiran dan tanggung jawab gue sepertinya masih aja seperti anak kuliahan yang belum siap memikul semua tanggung jawab yang datang.
Di dua puluh delapan, alasan itu sepertinya sudah tidak bisa dipakai lagi.
Mau tidak mau, gue harus mulai memikirkan serius kehidupan orang dewasa yang sudah menanti. Harus sudah mulai serius untuk mikir beli rumah, steady relationship dan tanggung jawab tanggung jawab lainnya.
Di dua puluh tujuh, gue juga berhasil pindah, dan berusaha menemukan “rumah” yang baru. Urusan hati kembali diuji di dua puluh tujuh.
Di dua puluh delapan, sepertinya gue semakin dewasa. Now, I know my shit.
So, welcome twenty eight!
Another year to live, another year to survive.