Waktu gue kecil dulu, entah karena punya orangtua yang males menenangkan anaknya atau gimana, gue selalu punya mantra untuk setiap kesakitan yang gue rasakan.
“Kalau sakit itu tumbuh” itu yang diajarkan Bunda.
Mantra ini bisa dipakai di segala kondisi, mulai dari nangis karena kaki kepentok meja hingga kegigit cabe waktu makan Indomie.
Serius.
“Huaaa, Bundaaaaa. Adek kegigit cabe.” kata gue merengek ke Bunda sekali waktu.
“Iya, gpp. Itu tandanya udah mau gede.”
Dan sejak itu, doktrin kuat-makan-cabe-adalah-syarat-untuk-cepat-gede masuk ke dalam otak gue.
Dan untuk seorang anak kecil, yang postur tubuhnya kayak anak kurang gizi, maka ingin cepat tumbuh besar adalah mimpi gue.
Dan sejak saat itu pula, gue suka makan makanan pedas. Rela menahan sensasi terbakar demi ingin tumbuh.
Waktu gue sudah dewasa, gue kembali mengingat mantra ini. Dan semakin gue pikirin, maka mantra ini semakin benar.
Waktu gue latian muaythai dulu, pelatih gue pernah cerita kalau para petarung muaythai itu latihan dengan menghajar kakinya ke pohon pisang.
MENGHAJAR. KAKINYA. KE. POHON. PISANG.
Mereka akan berulang kali mengadu tulang kering dengan batang pohon.
Tujuannya sama, biar melatih kekuatan tulang kaki yang awalnya lembek, dihajar ke pohon, mungkin akan patah atau keropos, lalu perlahan akan tumbuh dan menguat.
Jadi jangan heran, kekuatan tulang kering petarung muaythai profesional itu mungkin udah kayak pentungan satpam.
Sebuah bukti sederhana dari sakit itu tumbuh.
Dalam sesi-sesi akupuntur yang gue jalani sekarang pun ceritanya seperti itu. Waktu puluhan jarum masuk ke kulit gue, pertanyaan pertama yang diajukin terapisnya adalah “Dua sesi, Koh?” Hahahaha.
Nggak nggak, mereka selalu nanya “Sakit nggak?” Dan selalu saja jawaban gue, iya sakit.
Lalu mereka akan tersenyum lega dan bilang “Bagus, kalau sakit berarti bisa sembuh. Yang bahaya kalau udah gak terasa sakit lagi. Udah benar-benar mati.”
Lagi-lagi, suatu pengejawantahan dari mantra sederhana “sakit itu tumbuh”.
Maka mungkin mantra sederhana dari Bunda dulu bisa gue bagi buat kalian semua di sini.
Kalau sakit, itu benar-benar tanda kalau kita sedang bertumbuh.
Mungkin itu yang menjadi sebuah tanda sederhana buat kita semua. Menjadi reminder kalau hidup ini merupakan sebuah proses. Jadi buat kalian yang sedang patah hati. Yang ditolak melulu. Yang gagal dapat kerja. Yang susah jodoh. Yang sedang mencari kesehatan. Yang sedang dikecewakan oleh hidup.
Percayalah sebuah mantra dari Bunda.
Kalau sakit itu tumbuh.
Penutup yang ngena bang :) Persis yg sedang aku alami. Aku salah satu orang yg lg gagal dapat kerja.
Tapi
Di tengah rasa sakit yg aku alami itu, ada hal yg patut dipelajari. Persis seperti, Kalau sakit itu tumbuhhh :)
Iyessss, sakit itu tumbuh. Entah menjadi yang lebih kuat atau yang lebih baik dikemudian hari.
Selamat bertumbuh Tirta…….
Semoga bertumbuh menjadi bertambah tangguh dan bijak……
Di tengah-tengah keputusasaan gw terhadap hidup, gue baca tulisan lo.. Ini cheesy sih but you give me some hopes. Thanks, Tirta.
Kayak bangsa Seiya ya, sekarat dulu habis itu makin kuat.
Kalau sakit itu tumbuh. :)
Gue fresh graduate yg baru di-php-in tempat kerja, ka…
Direkomendasiin dosen utk kerja di salah satu perusahaan yg pimpinannya minta engineer baru. Udah seneng dong, udah berasa kaya didepan mata tu kerjaan. Udah agak sedikit lega habis wisuda nanti ga usah jadi pengangguran.
Nunggu seminggu baru dikabarin sama orang perusahaannya kalau posisi engineer yg mereka butuhkan itu di bagian process, shift2an, jadi lebih dibutuhin cowo.
Sakit aja gtu ka. Berasa abis ditembak, dan ketika baru mulai utk menyukai, eh diputusin tiba2 dg alasan ‘kamu terlalu baik buat aku’ ?
Habis baca postingan ini, jadinya semangat lagi. Mungkin ‘sakit’ ini nantinya mengantarkan gue utk tumbuh jadi lebih baik.
Thank you, ka Tirta dan bunda nya juga…
Semoga ka Tirta cepet sembuh ?
makanya ada kalimat “what doesn’t kill, make you stronger”
yang sedang dikecewakan oleh hidup….. yes me in today…
semoga aku tumbuh lebih kuat semoga semoga……..