Menu
Romeogadungan.com
  • Home
  • Siapa romeogadungan?
  • Buku Saya
  • Kontak
Romeogadungan.com

Semangat Panjat Pinang

Posted on August 17, 2013August 17, 2013 by romeogadungan

Apa lomba favorit kalian ketika tujuh belasan? Balap karung? Panjat pinang? Atau pukul bantal?

Buat gue, balap karung dan sendok guli menjadi favorit.

Karena badan yang terlalu kecil, gue gak pernah bisa ikutan panjat pinang sejak dulu. Gue takut badan gue berubah jadi perkedel dan mati terinjak-injak dalam lomba itu. Gue hanya berpartisipasi dalam sendok guli (balapan dengan menggigit sendok dan kelereng di dalamnya. Orang Medan menyebut kelereng dengan sebutan guli), balap goni (balap karung), atau memasukkan pensil ke dalam botol.

Karena sudah terlalu lama gak ikutan, gue bahkan sudah lupa lomba apa saja yang diperlombakan setiap peringatan tujuh belasan. Terakhir kali mengikuti lomba tujuh belasan itu waktu gue masih SD. Di sebuah lapangan voli deket rumah gue di Medan.

Warga sekitar mengubah lapangan pasir itu menjadi arena tarung sederhana bagi anak-anak yang ingin memperebutkan hadiah. Tidak mewah, mungkin hanya sebuah buku tulis atau pensil sebagai upah dari jerih payah mereka.

And I took those competitions seriously.

Gue selalu bersungguh sungguh dalam mengikuti lomba-lomba itu. Kalau perlu gue akan latihan gimana cara menggigit sendok yang baik dan benar untuk mengurangi goncangan terhadap kelereng di dalamnya. Digigit pake gigi depan apa gigi geraham? Semua metode gue coba, asal jangan gigi teman di sebelah. Pokoknya jangan.

Atau gue bahkan mengambil karung di rumah untuk berlatih, mengukur sedalam apa gue harus membenamkan kaki agak lompatan gue bisa maksimal.

Sebelum lomba gue akan berdiri di depan cermin, membasahi muka lalu berbicara kepada diri gue sendiri yang ada di dalam cermin.

“Lo bisa ta! Lo bisa! Ini hari dimana lo jadi pemenang! It’s your time to shine!”

Lalu gue ngelap ingus dan pergi ke lapangan voli dengan jumawa.

Sekali waktu, gue hampir memenangkan lomba balap karung yang gue ikuti, tapi di akhir menjelang garis finish, karung yang gue gunakan terinjak oleh teman yang ada di sebelah, gue gagal menjadi juara balap karung. Dan berusaha mencari dukun santet untuk teman gue tadi.

Gue kecewa. Gue gagal. Tampaknya, menang di lomba-lomba acara tujuh belasan menjadi suatu pencapaian yang besar untuk anak SD.

Masih dalam kekecewaan yang teramat dalam, gue akan menghabiskan sore dengan menyaksikan lomba panjat pinang yang biasanya digelar belakangan.

Sebuah batang pinang setinggi beberapa meter telah siap di pojokan. Batangnya penuh berlumur minyak gemuk yang tak mudah lekang dari pakaian meskipun telah mencucinya beberapa kali. Hadiah yang di puncak bermacam macam. Mulai dari ember, gayung, payung hingga sepeda.

Kadang gue mikir kenapa hadiahnya sepeda? Apa sepeda cukup untuk menjadi motivasi para pria untuk memanjat pinang itu? Kenapa gak naro Asmirandah yang lagi diiket di atas pinang, dan kita lihat gimana reaksi para pemanjat. Gue jamin acara gak akan berlangsung lama. Lima menit kelar. Gue berada paling atas.

Ketika hampir berhasil sampai puncak, kadang tumpukan orang itu kembali runtuh karena kesalahan yang dibuat oleh satu orang. Entah dia berdirinya kurang kuat, atau genggamannya di batang pinang yang belum kencang. Namun tidak ada yang menggerutu, semuanya cuma tertawa sambil membenarkan posisi kolornya yang sudah keluar kemana-mana karena dijadikan pijakan untuk memanjat.

Proses itu terjadi berulang-ulang hingga akhirnya sang pemanjat paling tinggi bisa sampai di puncak dan meraih sepeda berpita yang menjadi hadiah.

Ketika gue sudah besar, baru gue bisa berpikir jernih dan mulai mempertanyakan. Entah apa hubungannya lomba-lomba itu dengan peringatan Hari Kemerdekaan? Tapi yang jelas, hari itu berubah menjadi pesta rakyat. Datang keluar rumah masing-masing hanya untuk memperingati 17 Agustus yang datang setiap tahun.

Mungkin intinya untuk merayakan, membuat suatu landmark dalam pikiran untuk sebuah peristiwa yang terjadi puluhan tahun yang lalu.

Peristiwa yang membuat kita merasa bersatu. Bersama sama menertawakan pria-pria yang terjatuh berulang-ulang demi sebuah sepeda. Tidak menjadi bangsa yang cengeng, yang selalu menyalahkan orang lain atas peristiwa-peristiwa buruk yang terjadi.

Mungkin semangat itu yang coba ditularkan. Semangat bekerja sama dalam berkarya. Menjadi pribadi yang tidak cengeng meskipun jatuh berkali-kali dan berani untuk bangkit lagi.

 

 

“Why do we fall? So we can learn to pick ourselves up.” – Alfred in Batman Begins.

Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia.

 

Sharing is caring:

  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to email this to a friend (Opens in new window)

2 thoughts on “Semangat Panjat Pinang”

  1. Oo says:
    August 18, 2013 at 12:14 am

    Baju biru ganggu deh :p

  2. romeogadungan says:
    August 20, 2013 at 2:56 pm

    @Oo : malah yang baju biru yang bikin keren.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Google
Custom Search

Find me on Facebook

Twitter Feed

Tweets by @romeogadungan

Langganan via e-mail

Masukkan alamat email anda:

Delivered by FeedBurner

Follow me on Twitter

follow me buttons

Postingan Terbaru

  • Tiga Puluh Tiga
  • Day 5: My Parents
  • Day 4: Places I Want To Visit.
  • Day 3: A Memory
  • Day 2: Things that makes you happy

Popular Posts

  • Mencoba Lari Lagi - BajakJKT 2014
  • Koreksi Felixsiauw
  • Mencoba Lari : #BajakJKT
  • Pengalaman membuat paspor
  • Gue sakit GBS..
  • Auditor itu..
  • Tuhan Sedang Bercanda
  • Cantik itu relatif? Think Again!
  • Day 1, Kuala Lumpur

Komentar Terbaru

  • Ita on Tiga Puluh Tiga
  • Ira on Tiga Puluh Tiga
  • gghadit on Tiga Puluh Tiga
  • Rintis on Tiga Puluh Tiga
  • rizka dwi mulyani on Tiga Puluh Tiga

Archives

Tags

#BajakJKT Aberdeen Adaptasi kuliah di Aberdeen Adaptasi kuliah di Luar Negeri Adaptasi kuliah di Scotland Beasiswa ke Aberdeen Beasiswa Pemda Aceh ke UK Beasiswa S2 ke luar negeri berita terbaru best moments Biaya Hidup Di Aberdeen buku lucu. novel gagas media cerita travelling christian the lion demam berdarah Hidup di Aberdeen iklan jadul inspirational moments jalan-jalan ke kalimantan kantor auditor kerja di KAP KKN Unpad kondisi aceh sekarang Kuliah di Aberdeen Kuliah di Aberdeen University Liburan ke Derawan memantau kinerja blog meningkatkan kinerja blog Mimpi S2 ke luar negeri Nostalgila Novel Novel GagasMedia Novel komedi Novel komedi GagasMedia Novel Komedi Indonesia Terbaru novel lucu ospek lucu ospek unpad Pemikiran aneh Pengalaman kuliah di Aberdeen University Pengalaman kuliah di UK pria dan wanita rahasia pria Sekolah S2 ke eropa wisata ke Aceh
©2021 Romeogadungan.com | Powered by WordPress & Superb Themes
loading Cancel
Post was not sent - check your email addresses!
Email check failed, please try again
Sorry, your blog cannot share posts by email.