Menu
Romeogadungan.com
  • Home
  • Siapa romeogadungan?
  • Buku Saya
  • Kontak
Romeogadungan.com

Lintangku bernama Latif..

Posted on March 31, 2010April 5, 2011 by romeogadungan

Waktu smp gue punya seorang sahabat.

Namanya Latif, seperti nama orang Arab memang, tapi dia bukan orang Arab, tidak juga orang tuanya.

Mereka orang Jawa, mungkin adalah bagian orang-orang Jawa yang bertransmigrasi ke Aceh, terus beranak pinak di tanah Aceh.

Mungkin ibu bapaknya Latif adalah salah satu dari anak yang lahir di Aceh, sehingga lebih pantas dipanggil orang Aceh daripada orang Jawa.

Begitu juga Latif. Meskipun dia sering dijajah, dipalak dan diganggu oleh teman-teman gue karna sukunya (yah, kalian pasti tau gimana kerasnya hidup di SMP buat orang-orang kayak gue dan latif), latif tetap sabar.

Dia adalah temen gue waktu SMP. Perawakannya kecil kayak gue, pintar dan lihai bermain sepakbola, tapi sedikit pendiam.

Gue dan latif sekelas waktu kelas satu.

Kepintaran latif sudah terlihat dari awal, waktu caturwulan 1 (waktu itu belom jamannya semester), latif juara satu, gue juara dua.

Dia dapat angka sembilan, gue dapat delapan, begitu gue bisa dapat sembilan, dia dapat nilai sepuluh.

Ngga heran, otaknya cerdas, catatannya rapi, ingatannya kuat, tanpa banyak omong dia melaju kencang sendirian di kelas gue.

Beda ama gue yang bawel, banyak omong, dan gampang bergaul dengan siapa saja (terutama wanita ;))

Latif lebih kalem dan irit bicara.

Latif bukanlah orang yang ingin tampil, kalo ga disuruh maju ama guru, pasti dia cuma diem aja di bangkunya.

Tapi gue tau, kalo pasti tugasnya sudah selesai. Mungkin penyebabnya adala kondisi okonomi latif, yang membuatnya seperti itu.

Ayah latif adalah penjual ikan, beliau mengambil ikan di pelabuhan dan menjualnya kembali berkeliling kampung dan perumahan warga dengan mengendarai motor.

Keranjang ikannya diikatkan dibelakang motor nya. Dalam bahasa aceh, profesi ini disebut mugee.

Sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.

Mungkin inilah penyebab diamnya latif, kondisi perekonomian keluarganya yang terbatas, mungkin membuat latif minder untuk bergaul dan lebih memilih diam.

Tapi latif tidak pernah mengeluh, dia tetap tegar dan menjadi teman baik gue.

Beda ama gue yang banci tampil dan selalu jadi ketua kelas, latif lebih memilih bukan jadi siapa2, hanya jadi Latif.

Temen gue yang pintar. Meskipun berteman, persaingan gue dan latif terus berjalan, dan dia juga tau kalo kita bersaing.

Tapi bagaimanapun, sekeras apapun usaha gue belajar, gue tetap ngga bisa mengalahkan latif. Dia tetap juara 1 dan gue juara 2.

Sampai akhirnya gue dan latif berpisah di kelas 2, udah jadi tradisi kalo pembagian kelas di kelas 2 dan 3 itu diacak.

Dan gue mendapat kelas yang berbeda dengan latif.

Akhirnya gue menjadi juara 1 di kelas gue, tapi tanpa keberadaan Latif.

Juara kelas yang gue raih ntah kenapa kurang terasa berarti, karena tetap, gue meraihnya tanpa mengalahkan Latif.

Dan Latif, seperti biasa, tetap menjadi juara dikelasnya.

Dan pada waktu itu, sekolah gue mendapat panggilan untuk ikut lomba cerdas cermat tinggal SMP, pertandingannya sendiri disiarkan di TVRI.

Tim segera dibentuk untuk mewakili sekolah gue berkompetisi. Satu tim terdiri dari 3 orang.

Waktu itu sudah terpilih dua orang anak kelas 3 yang artinya tinggal menyisakan satu tempat kosong lagi untuk anggota baru.

Gue dan latif dipanggil ke ruang guru. Disana, gue dan latif disuruh duduk dan dijelaskan kondisinya.

Gue mulai nangkep apa maksudnya. Satu tempat kosong yang tersisa adalah untuk latif dan gue, entah siapapun yang terpilih.

Guru-guru berdebat, ada yang memihak latif, dan ada yang membela gue.

Jujur, gue berharap gue terpilih, karena jika gue terpilih, gue akan merasa menang dari latif, meskipun tidak secara langsung.

Gue akan melampaui Latif untuk pertama kalinya.

Dan emang dasarnya gue seneng tampil, gue senang jadi pusat perhatian, maklum ababil (ABG labil – red).

Dan gue kira dengan masuk TVRI akan membuat gue seganteng Primus (ingat, waktu itu lagi jaman-jamannya Manusia Millenium).

Gue dan latif masih menunggu keputusan. Sampai akhirnya guru gue bilang..

‘kayaknya kita akan memilih Tirta, karena dia orangnya cerewet, dan tim ini kurang anggota yang bisa bahasa Inggris dan cerewet. Jadi bisa ngomong bahasa inggris tanpa grogi. Maaf ya Latif’

Gue ga tau mesti seneng atau bête dibilang cerewet ama ibu guru gue. Berasa kayak emak-emak sih. Tapi bodo amat! Gue terpilih.

Gue seneng, gue bisa mengalahkan latif dan terpilih bergabung di tim cerdas cermat sekolah gue.

Gue bangga.

Tapi gue melirik ke arah latif, dan raut kekecewaan terlihat jelas disana. Sedih mungkin lebih tepatnya.

Tapi Latif tetaplah Latif, dia menerima keadaan itu tanpa banyak protes ataupun mengeluh.

Sekolah gue sendiri akhirnya memenangi cerdas cermat itu, dan gue berhasil mempersembahkan piala buat sekolah gue.

Latif sendiri duduk dibangku penonton.

Nyemangatin tim gue. Meskipun gue yakin, dia pasti pengen banget buat berada di posisi gue sekarang.

Dibawah cahaya lampu, sorotan kamera tv lokal. Tapi Latif tetaplah Latif.

Gue dan latif masuk SMA berbeda, gue berhasil masuk salah satu SMA unggulan di kota gue.

Mungkin karena faktor biaya, Latif sendiri masuk SMA di pinggiran kota. Dia masih juara satu di sma nya.

Akhirnya gue dapat kesempatan kuliah di Bandung, dan Latif masuk ke Fakultas Pertanian di Aceh.

Pas gue kuliah, gue mendengar kabar kalau ayahnya Latif meninggal. Dan gue ga tau bagaimana Latif dan adik-adiknya bertahan hidup.

Terakhir gue pulang, gue sempet maen ke rumah latif. Itu terakhir gue ketemu dia, rambutnya sudah gondrong, gurat-gurat kehidupan jelas mengukir badannya.

Badannya kurus, tapi padat, tertempa oleh himpitan ekonomi.

Tapi ada yang tidak berubah, Latif masih irit bicara, tapi tetap ramah. sambil merokok, dia cerita tentang kehidupannya.

Di dinding rumahnya foto adiknya, yang dulu sewaktu SMP gue lihat masi lemah, kurus dan ceking, tergantung dengan memakai seragam penerbang angkatan udara.

Tanpa suap, sogok, atau upeti wajib, adiknya Latif lulus ke sekolah penerbang angkatan udara.

Sama seperti abangnya, kini adiknya jauh lebih tegap, tinggi, dan terbentuk.

Bukan karena olahraga atau fitness seperti pemuda-pemuda manja metroseksual ibukota, tapi karena perkerjaannya.

Ya, adiknya latif menjadi buruh bangunan selama SMA. Semua demi mengejar mimpinya.

Mimpi mereka.

pursue your dream

Jadi kini, gue sangat berterimakasih kepada Allah atas semua kesempatan dan berkah yang gue terima, karena ga semua orang punya kesempatan yang sama seperti yang gue terima.

Gue percaya, ketika Latif ataupun adiknya mendapat kesempatan yang sama seperti yang gue dapetin.

Gue yakin, sangat yakin, kalo Latif akan jauh melampaui apa yang gue udah peroleh sekarang.

Karena tetap…gue ga pernah bisa mengalahkan Latif.

Jika di novel Laskar Pelangi, sosok Ikal mempunyai sahabat pintar bernama Lintang, gue juga punya..

Lintangku bernama Latif..

 

 

PS : If you read this buddy, this is the shape of my respect to you. Wish all the best for your life.

Sharing is caring:

  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to email this to a friend (Opens in new window)
  • Nostalgila
  • 13 thoughts on “Lintangku bernama Latif..”

    1. Rifi Raihan says:
      March 31, 2010 at 9:39 am

      **numpang nangis**

    2. Lady Lara says:
      March 31, 2010 at 11:50 am

      Sapa sih Latif???
      kok aku ga kenal???

    3. nadia friza says:
      April 4, 2010 at 4:20 pm

      nice post :) there always be a person who could always inspired us

      “… gue berhasil masuk salah satu SMA unggulan di kota gue. Mungkin karena faktor biaya … ”
      kalo emang dia lebih pinter dari lo mestinya juga bisa masuk sekolah unggulan dong? ato masuk sekolah unggulan butuh biaya (besar)? gw baru tau…

    4. romeogadungan says:
      April 18, 2010 at 1:44 am

      yes, dan kemaren gue baru ketemua facebook nya latif. my friend is my hero..

    5. icyo says:
      June 23, 2010 at 2:20 pm

      hmm…nice ^_^

    6. Gadgetboi says:
      March 3, 2011 at 9:13 am

      “my friend is my hero” :) … beruntung sekali punya teman yg memberikan inspirasi … :-D

    7. biantika says:
      June 17, 2011 at 4:32 pm

      *tag as favorite*

      :)

    8. romeogadungan says:
      June 17, 2011 at 6:51 pm

      @biantika : wuoww, thanks :)

    9. dwicerry says:
      July 4, 2016 at 7:35 pm

      karena pelajaran hidup tidak ada di ruang sekolah, kita harus turun sendiri untuk mengetahuinya

    10. Farah Fadillah says:
      October 30, 2016 at 1:07 pm

      Njiirr! Nangis gue baca ini?

    11. Farah Fadillah says:
      October 30, 2016 at 1:20 pm

      Njiiirr! Nangis gue bawa ini:(

    12. enny says:
      November 29, 2016 at 8:04 pm

      numpang mewek

    13. Y says:
      February 17, 2017 at 7:51 am

      Okay, this one made me cry. Thanks ceritanya bang

    Leave a Reply Cancel reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Google
    Custom Search

    Find me on Facebook

    Twitter Feed

    Tweets by @romeogadungan

    Langganan via e-mail

    Masukkan alamat email anda:

    Delivered by FeedBurner

    Follow me on Twitter

    follow me buttons

    Postingan Terbaru

    • Tiga Puluh Tiga
    • Day 5: My Parents
    • Day 4: Places I Want To Visit.
    • Day 3: A Memory
    • Day 2: Things that makes you happy

    Popular Posts

    • Mencoba Lari Lagi - BajakJKT 2014
    • Koreksi Felixsiauw
    • Mencoba Lari : #BajakJKT
    • Pengalaman membuat paspor
    • Gue sakit GBS..
    • Auditor itu..
    • Tuhan Sedang Bercanda
    • Cantik itu relatif? Think Again!
    • Day 1, Kuala Lumpur

    Komentar Terbaru

    • Ita on Tiga Puluh Tiga
    • Ira on Tiga Puluh Tiga
    • gghadit on Tiga Puluh Tiga
    • Rintis on Tiga Puluh Tiga
    • rizka dwi mulyani on Tiga Puluh Tiga

    Archives

    Tags

    #BajakJKT Aberdeen Adaptasi kuliah di Aberdeen Adaptasi kuliah di Luar Negeri Adaptasi kuliah di Scotland Beasiswa ke Aberdeen Beasiswa Pemda Aceh ke UK Beasiswa S2 ke luar negeri berita terbaru best moments Biaya Hidup Di Aberdeen buku lucu. novel gagas media cerita travelling christian the lion demam berdarah Hidup di Aberdeen iklan jadul inspirational moments jalan-jalan ke kalimantan kantor auditor kerja di KAP KKN Unpad kondisi aceh sekarang Kuliah di Aberdeen Kuliah di Aberdeen University Liburan ke Derawan memantau kinerja blog meningkatkan kinerja blog Mimpi S2 ke luar negeri Nostalgila Novel Novel GagasMedia Novel komedi Novel komedi GagasMedia Novel Komedi Indonesia Terbaru novel lucu ospek lucu ospek unpad Pemikiran aneh Pengalaman kuliah di Aberdeen University Pengalaman kuliah di UK pria dan wanita rahasia pria Sekolah S2 ke eropa wisata ke Aceh
    ©2021 Romeogadungan.com | Powered by WordPress & Superb Themes
    loading Cancel
    Post was not sent - check your email addresses!
    Email check failed, please try again
    Sorry, your blog cannot share posts by email.