Ngobrolin Newbie Gadungan

Seperti biasa, setiap kali akan menerbitkan buku, gue akan membuat sebuah wawancara fiktif antar diri gue sendiri. Kali ini, menjelang terbitnya novel komedi terbaru gue, hal yang sama akan gue lakukan.

Wawancara sejenis pernah gue tulis sebelum launching novel Traveloveing 2.

Tujuannya sih untuk ngasih perspektif dan cerita tentang buku gue. Karena gue belum bisa ngajak Najwa Shihab untuk ngewawancarain gue, ya udah gue jadinya harus membuat karakter wartawan untuk nanya-nanya tentang buku Newbie Gadungan ini.

Ini dia keterangan untuk membacanya : Tirta Penulis (TP) dan Tirta Wartawan (TW)

Enjoy!

***

TW : Halo bung, ketemu lagi. Lama juga ya sejak terakhir kita ketemu?

TP : Halo bung, iya. Hampir dua tahun ya sejak Traveloveing 2?

TW : Iya. Terlihat makin rupawan nih bung, makin kurus. Sibuk apa aja sekarang?

TP : Iya nih, saat ini saya lagi menempuh pendidikan di negara orang. Nggak ada nasi padang di sini, jadi deh kurus begini.

TW : Iya lho, keliatan banget. Jadi makin ganteng bung!

TP : Ah bisa aja. Situ juga gak kalah ganteng kok.

TW : Denger-denger mau nerbitin buku lagi bung? Boleh cerita sedikit?

TP : Wah kok tau? Udah masuk Insert ya?

TW : ………….

TP : Iya bung, judulnya Newbie Gadungan. Diterbitkan oleh Gagas Media. Hasil kerja keras menulis selama dua tahun ke belakang.

Cover nya seperti ini.

TW : Kok Newbie Gadungan bung? Nggak Romeogadungan aja? Kan nama romeogadungan udah nempel gitu di kita kita?

TP : Iya, awalnya sih udah submit judul romeogadungan, tapi ditolak ama penerbit. Karena nggak sesuai dengan ide besar buku ini.

TW : Emang ide besarnya apa bung?

TP : Ide nya sih tentang mencoba hal yang baru. Tentang pengalaman-pengalaman saya mencoba hal-hal aneh dalam hidup. Tentu saja dibumbui dengan gaya penulisan komedi, napas terbesar dalam gaya penulisan saya. Makanya bawa-bawa kata “newbie”.

Soalnya kan romeogadungan itu lebih ke cinta-cintaan kan?

TW : Oh begitu, terus sayang dong username romeogadungannya?

TP : Oh nggak juga. Newbie Gadungan juga bagian dari branding kok. Tujuannya biar selaras ama buku kedua abis ini. Pengennya sih bertemakan cinta. Nah itu baru pake nama romeogadungan. Doain nemu ide yang bagus buat ditulis ya?

TW : Oke deh! Lanjut ke pertanyaan berikutnya. Apa yang membuat buku ini spesial bung?

TP : Karetnya ada dua.

TW :  ……. Bung!

TP : Oia maap. Buku ini adalah sedikit dari buku-buku komedi yang beredar di pasaran. Gaya bahasanya ringan, kayak gaya saya nulis di blog ini lah. Dan jokes dalam cerita-ceritanya bener-bener dipikirin dengan matang. Makanya bikinnya lama.

TW : Wah, ini jadi jaminan lucu dong?!

TP : Nggak juga, karena lucu itu relatif. Lucu di saya, bisa juga nggak lucu buat orang lain. Tapi dari endorsement yang masuk, mereka sesuai dengan selera humor saya.

TW : Endorsementnya dari siapa aja?

TP : Ada Kang Adhitya Mulya, Alit, Rahne, Falla, Roy ama Kevin. Paling spesial sih dari kang Adit. Dia bilang gue “excellent comedy writer!”. Dapetin pujian kayak gitu dari salah satu penulis favorit itu rasanya bikin pengen manjat pohon.

Pendapat endorsementnya bisa dibaca di sini.

TW : Berarti bagus banget dong buku ini?

TP : Saya nggak berani bilang begitu karena pendapatnya akan bias. Tapi anggap saja begini. Tulisan-tulisan saya dalam buku ini sudah dipoles berulang-ulang. Ada beberapa tahapan editing yang sudah dilakukan. Berlapis-lapis, mulai dari ngedit sendiri, first readersendorsers hingga editor dari Gagas.

Gaya bahasanya dipoles. Jokesnya diperhalus. Diksinya diperkaya. Plotnya dipertajam. Jadi kualitasnya akan berbeda jauh dengan tulisan-tulisan di blog ini. Itu yang berani saya jamin.

TW : Ada pesan khusus dalam buku ini bung?

TP : Buku ini sebenarnya curhat sih. Private dan intim banget jatoh-jatohnya. Tentang pengalaman-pengalaman yang pengen saya bagi. Dan orang-orang yang beli buku ini jatuhnya akan mendengarkan curhatan saya. Kayak duduk di sebelah saya dengerin saya bercerita. Dan saya berterimakasih untuk itu.

Syukur-syukur mereka terhibur dan dapet ‘sesuatu’ dari cerita-cerita itu. Karena di setiap akhir ceritanya, saya selalu menarik benang merah tentang apa yang didapat. Tanpa maksud menggurui sama sekali.

Buku ini juga jadi pembuktian buat saya kalau saya bisa menulis buku sendiri. Salah satu checklist yang selama ini masih belum berhasil saya coret.

Dan juga, buku ini ditulis untuk semua pembaca blog ini yang dari dulu rutin dan keukeuh banget meminta saya untuk nulis buku sendiri. Dan kali ini, saya menulis untuk kalian. Semoga kalian suka!

TW : Wah, saya udah penasaran ini bung. Belinya di mana?

TP : Belinya bisa di toko buku mainstream kayak Gramedia. Tapi karena adanya proses distribusi setelah naik cetak. Jadi prosesnya akan bertahap. 10 hari pertama akan ada di Jakarta dan sekitarnya. 10 hari kedua akan beredar di pulau Jawa. Dan 10 hari berikutnya ada di seluruh toko buku di Indonesia.

Tapi buat yang nggak sabar, udah bisa langsung dibeli di toko buku online kok. Contohnya klik di bawah ini :

Bukabuku.com

Pengenbuku.net

Bukukita.com

Republikfiksi.com

TW : Ada harapan khusus bung untuk buku ini?

TP : Harapannya nggak muluk-muluk sih. Saya cuma berharap yang baca bakalan suka. Dan merekomendasikannya ke orang lain, baik itu via Instagram, Path, Ask.fm, Twitter, Facebook atau blog.

Sharing is caring, remember?

Yang berniat nulis reviewnya bisa di akun goodreads saya. Atau yang nulis di blog pribadi, bisa mention ke saya di Twitter biar saya baca. Yang mau selfie ama bukunya juga bisa tag saya di Instagram. Pokoknya bebas!

TW : Baiklah bung. Tidak sabar untuk membaca buku ini. Terima kasih atas waktunya. Semoga sukses dengan bukunya. Oia, sekali lagi, anda tampan sekali hari ini.

TP : Terima kasih bung, anda juga nggak kalah rupawan.

TW : Mari bung. Gojek saya udah datang.

TP : Hati-hati di jalan bung.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top