Itinerary ke Sabang

Banyak orang yang belum mengetahui surga tersembunyi di paling barat Indonesia yang bernama Sabang. Pulau kecil yang berada di utara pulau Sumatera ini meskipun sangat indah, tapi jumlah wisatawannya masih jauh dari Bali.

Mungkin karena konflik yang berkepanjangan, kejadian tsunami di tahun 2004, membuat nama Sabang sebagai destinasi wisata semakin tertutup.

Namun belakangan, pesona Sabang mulai kembali bersinar seiring dengan makin kondusifnya situasi keamanan di Aceh beberapa tahun terakhir. Semakin banyak teman gue yang bertanya gimana Sabang sebenarnya? Bagaimana cara kesana? Akomodasi selama disana, hingga hal-hal perintilan lainnya.

Sesuai dengan janji gue di postingan pariwisata di Aceh kemarin, gue akan buatkan itinerary sederhana jika kalian ingin berkunjung ke Aceh (Kalkulasi ini dibuat dengan asumsi berangkat di Jakarta)

Itinerary yang gue buat sederhana, hanya untuk selama 3-4 hari. Karena ini beranggapan kalo pembaca blog ini hanya memiliki waktu atau jatah cuti yang terbatas.

Hari Pertama :

Seperti yang sudah gue sarankan sebelumnya, ambil penerbangan paling pagi ke Banda Aceh. Penerbangan pagi ini adalah penerbangan langsung tanpa harus transit di Medan. Dengan waktu tempuh selama 2 jam 40 menit dan proses cek in serta pengambilan bagasi, waktu yang dihabiskan kira-kira 3-4 jam untuk bisa tiba di Banda Aceh.

Begitu tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh sekitar pukul 11 siang, kalian bisa langsung menuju pusat kota dengan menggunakan taksi bandara. Perlu diperhatikan bahwa di Aceh tidak ada taksi dengan argo resmi. Jadi semua ongkos taksi harus dinegosiasikan terlebih dahulu.

Ongkos dari bandara ke pusat kota Banda Aceh berkisar antara 50-150 ribu rupiah. Saran gue adalah, sebaiknya sudah ada yang menjemput di bandara dari tour kalian atau pihak hotel. Kalo kalian butuh bantuan ingin mengatur liburan ke Sabang, feel free to contact me.

Gue menyarankan untuk tinggal satu malam di Banda Aceh sebelum berangkat ke Sabang. Silahkan letakkan beristirahat di hotel setelah dari bandara. Ada beberapa hotel yang bagus di Banda Aceh, tapi gue menyarankan The Pade atau Hermes Palace Hotel.

Setelah beristirahat yang cukup di Hotel, silahkan pergi mengelilingi Banda Aceh. Kunjungi Museum Aceh, Kuburan Belanda Kerkoff, atau Taman Putroe Phang yang berada di tengah kota.

Menjelang sore, arahkan kendaraan anda ke Pantai Lampuuk. Pantai ini berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Banda Aceh. Pantai indah ini mempunyai pasir putih yang landai dan salah satu spot terbaik untuk melihat matahari terbenam.

Jika beruntung dan kondisi langit yang tidak tertutup awan, kita bisa melihat matahari yang terbenam tepat di atas permukaan laut. Menyaksikan sunset di pantai paling barat Indonesia. Cakep ga?

Pantai Lampuuk
gambar diambil di sini. Terima Kasih

Dari pantai Lampuuk, pergi ke Mesjid Raya Baiturrahman untuk sekedar shalat atau berfoto. Mesjid ini merupakan landmark yang harus dikunjungi di Banda Aceh. Setelah puas berfoto dan shalat di Banda Aceh, silahkan arahkan ke arah simpang lima Peunayong dan cari makan malam di Rex.

Rex adalah sebuah pujasera bertema misbar (gerimis bubar). Disini terdapat berbagai macam makanan, mulai dari mie aceh, sate matang, nasi goreng, nasi bebek, sate padang, dll.

Silahkan makan dan nongkrong hingga puas disini sebelum kembali ke hotel untuk beristirahat.

Hari Kedua :

Tujuan utama di hari kedua adalah Sabang. Ada beberapa kapal yang menyeberang ke Sabang setiap hari. Kapal cepat dan Kapal Ferry. Penyebrangan menggunakan kapal cepat hanya membutuhkan waktu empat puluh menit dari Pelabuhan Ulee Lheue. Sedangkan kapal Ferry membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Namun hal ini berbanding lurus dengan harga. Tiket kapal cepat lebih mahal dari kapal Ferry.

Kapal Ferry : Rp.36.000 (kelas eksekutif)

Kapal cepat : Rp.85.000 (VIP)

Kapal akan berangkat dari pelabuhan Ulelheu sekitar pukul 10.00 pagi.

Selama di Sabang, gue menyarankan untuk tinggal di bungalow di daerah Sumur Tiga. Yang menjadi rekomendasi adalah Freddy’s atau Casanemo. Bungalow yang disewakan ini cukup untu berdua atau bertiga dengan tarif sekitar Rp350.000/malam.

Sunrise in Sumur Tiga
foto by : Ni Putu Desinthya
Tiduran disini bikin males kemana-mana
Foto dari bungalow, tanpa diedit

Dengan tinggal di Casanemo, kita langsung bisa berjalan kaki ke pantai dan menyaksikan matahari terbit.

Pilihan menginap lainnya terdapat di The Pade Resort di daerah Iboih dan hotel-hotel lainnya di daerah Anoe Hitam. Begitu nyampe di Sabang, silahkan langsung menuju hotel untuk beristirahat. Ada beberapa penyewaan mobil yang tersedia di Sabang. Silahkan membiasakan diri dengan kota Sabang.

Sabang sebenarnya nama kotanya, nama pulaunya adalah Pulau Weh. Jika kalian menginap di daerah Sumur Tiga, pantainya cukup indah untuk dikunjungi di hari pertama. Pantainya memanjang dan berpasir putih. Cakep banget!

Kelilingi pusat kota sabang, makan mie Aceh, martabak atau nasi bebek. Istirahat biar gak capek buat besok.

Hari Ketiga :

Tujuan pertama adalah Tugu Nol Kilometer. Tugu ini berada di daerah utara Pulau Weh, detail perjalanan (dan juga kisah cintanya. hehe) pernah gue tulis disini.

Tugu ini adalah pertanda dimulainya wilayah Indonesia. Sepertinya gak sah kalo ke Sabang tapi tidak mengunjungi tugu dan berfoto disini.

Nol Kilometer
foto by : Ni Putu Desinthya

Setelah puas disana, silahkan turun ke Iboih, dan snorkeling sepuasnya disini. Lokasi Iboih yang berada di teluk menyebabkan airnya tenang tak berombak. Kejernihan airnya luar biasa. Kita bisa dengan mudah menemukan ikan-ikan hias berenang di tepian pantai ini.

Jernihnya air di Iboih
gambar diambil di sini. Terima kasih.

Disini terdapat beberapa bungalow lain yang juga bisa dijadikan pilihan. Tempat-tempat penyewaan pelampung banyak tersedia disini. Jika ingin snorkeling, sewalah kapal dengan dasar kaca bening yang banyak ditawarkan. Dengan kapal ini, kita bisa dibawa berkeliling untuk melihat spot-spot bawah laut yang cantik sekali dari atas kapal.

Biaya menyewa fin, pelampung dan peralatan snorkeling lainnya : Rp.50.000 – 75.000

Sewa kapal : Rp.300.000 (maksimal untuk 10 orang)

Air yang jernih, ikan hias yang gampang ditemukan dan karang batik yang cantik luar biasa, benar-benar suasana yang nyaman cocok sekali untuk snorkeling. Satu hal yang sangat disayangkan, karang-karang di Iboih ini sempat rusak karena tsunami. Namun sekarang, bertahun-tahun sejak tsunami, karang-karang tersebut sudah mulai tumbuh lagi.

Ketika snorkeling, anda akan dengan mudah menemukan ikan Nemo (Clown Fish) dan ikan Dori dari film Finding Nemo (gue gak tau nama ilmiahnya apa. hehe)

Silahkan snorkeling ampe capek disini. Biasanya gue menghabiskan ampe sore di Iboih. Di pinggir pantai Iboih berjejer tempat makanan yang melayani wisatawan. Jadi gak usah khawatir kelaparan.

Jika anda seorang penyelam, di Sabang banyak sekali diving spot yang luar biasa cantiknya. Silahkan googling untuk mengetahui lebih detail tempat-tempatnya. Tapi yang jelas, kata teman gue yang seorang diver, Sabang adalah salah satu diving spot terindah di Indonesia. Ada kapal peninggalan perang dunia kedua yang tenggelam disini dalam kondisi utuh. Cakep!

Hari Keempat dan seterusnya :

Ada banyak lagi tempat wisata di Sabang. Danau Aneuk LaotAir Terjun Pria LaotPantai Gapang, atau Pantai Kasih.

Favorit gue, tentu saja Pantai Gapang. Di pantai ini ada sebuah dermaga yang bagus sekali sebagai tempat foto-foto. Ada juga ayunan dari ban bekas di pantainya yang legendaris.

Gapang Beach

Jika bosan, anda bisa berganti penginapan dari daerah Sumur Tiga ke Iboih, ke Anoe Hitam, atau bahkan ke Gapang.

Satu hal yang perlu gue kasi tau disini, liburan ke Sabang adalah salah satu liburan yang menenangkan. Bukan suatu tempat liburan yang ramai oleh hiruk pikuk dengan wisatawan. Anda bisa menyepi dan menikmati situasi yang tenang disini. Menikmati alam yang tenang dan lepas dari penatnya keseharian. My kind of vacation.

Jadi, tertarik untuk berlibur ke Sabang?

 

Artikel lain tentang Liburan ke Sabang, bisa dibaca di blog Marischka Prudence disini.

Baca postingan sebelumnya tentang liburan ke Banda Aceh di sini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top