Day 3, Hanoi – Vietnam
Dari LCCT kita bertolak ke Hon Bai International Airport di Hanoi, Vietnam.
Ketika gue masuk ke pesawat dan duduk di seat gue, mata gue langsung tertuju ke depan. Ke arah cewe cantik dan modis yang sedang berjalan ke arah gue.
Dalam hati gue langsung berbisik, “please duduk disebelah gue, please..”
Dan ternyata Tuhan mengabulkan doa gue, cewe cantik nan modis ini duduk disebelah gue, yang cuma dipisahkan oleh lorong (aisle) di dalam pesawat.
Kenapa gue sangat senang, karena seperti dibaca dipostingan gue sebelumnya, di Kuala Lumpur ga ada cewe cantik! Gersang.
Jadi ketemu cewe cantik dan wangi ini sudah membuat hati gue senang. hahahaha
Begitu take off, gue langsung tertidur. Ngantuk karena semalamnya tidur telat akibat packing dan Curanmor (Curhat Seuacan Molor :p )
Penerbangan dari Kuala Lumpur ke Hanoi ini adalah penerbangan terburuk yang gue alami dalam trip ini. Karena cuaca buruk, penerbangan ini sangat berguncang.
Gue kebangun akibat guncangan keras, yang lumayan bikin jantung cenat cenut.
Guncangan ini agak lama, cukup untuk membuat gue baca-baca doa.
Karena khawatir, gue melihat cewek cantik nan modis yang duduk disebelah gue tadi.
Dan disana dia, duduk membungkuk sambil menyandarkan kepala ke kursi didepannya.
Dan kemudian,
Dia muntah sodara-sodara!
Muntah berulang kali ke kantung kertas yang ada didepannya. Khusyuk banget muntahnya.
Dan rusaklah imajinasi gue tentang gadis cantik dan wangi itu. Hahaha
Kita nyampe di Non Bai International Airport sekitar pukul 10 waktu setempat, meskipun cukup jauh dari Jakarta, ternyata ga ada perbedaan waktu antara Hanoi dan Jakarta.
Di airport, gue nukerin duit 100 US dolar ke Dong, mata uang Vietnam. Dan ternyata eh ternyata, Dong lebih lemah daripada Rupiah, dengan menukar 100 US dolar (sekitar 860 ribu rupiah) gue mendapat 2,1 juta Dong.
Gue kaget. Banyak dong Dong yang gue terima? Jadi jutawan dong gue? banyak duit dong?
Bingung? Gue juga.
Intinya adalah, ke Vietnam membuat gue seperti anaknya Aburizal Bakrie, tinggal nyari Nia Ramadhani-nya Vietnam dan gue bakal kawin disini. Hahaha
Dari airport kita dijemput supir dari hotel yang kita booking. Dan bisa gue bilang, hotel di Vietnam adalah hotel terbagus yang gue tempati selama trip ini.
Dengan harga bintang 2, kualitas yang kita terima sekelas bintang 4. Pokoknya mantaplah.
Bagian paling seru dari kota Hanoi adalah suasana kotanya yang klasik, mirip Jakarta di tahun 70-80an, yang bisa kita lihat di film Warkop atau Benyamin.
Kita nginep didaerah Hangbong Street, Hoankiem di pusat kota Hanoi. Wilayah ini sepertinya adalah wilayah paling ramai untuk wisatawan di Hanoi.
Oia, selama ini, gue kira lalu lintas di Jakarta sudah yang paling parah, tapi ternyata di Hanoi lebih gawat lagi. Motor-motor disana lebih brutal dari motor di Jakarta.

- Motor di Jakarta

Motor di Hanoi
Bayangkan, jumlah penduduk di Hanoi ada 6,5 juta jiwa, dan jumlah motornya? Ada 4,5 juta. Dan peraturan untuk memakai helm baru diterapkan sejak 2 tahun yang lalu. Sebelumnya? mereka berkendara dengan menggunakan ember dikepalanya. Ngga lah!
Pokoknya, lalu lintasnya kacau banget.
Habis dari hotel, kita nyari makan di Quan An Ngon, semacam resto berkonsep seperti food court yang heboh. Kita memesan makanan dengan bahasa Tarzan, karena sedikit sekali orang Vietnam yg bisa bahasa Inggris. Bahasa Tarzan gimana? Gue kasi contoh,
Mesen air mineral : (pura-pura megang botol, buka, trus pura-pura minum, glek..glek..glekk..ahhhhh trus ngusap bibir seolah kebasahan)
Setelah terlihat seperti orang gagu, akhirnya kita berhasil memesan menu yang paling banyak dipesan oleh meja-meja disebelah. Karena kita mikirnya itu makanan yang paling enak. hahaha
Mirip lemper tapi dibungkus oleh semacam kulit risol dan berisi nasi dan udang. Risol itu kemudian dicocol ke kuah mirip tauco.

eat me and feel me
Tapi tetep ga cocok di lidah sumatera gue. :p
Waktu bayarnya agak sedikit susah, karena pecahan mata uang Dong itu besar-besar, dan semua duit bergambar Ho Chi Minh, membuat kita agak bingung membedakan uang. (maklum, anaknya Bakrie. hahaha)
Overall, biaya hidup di Vietnam lebih murah dari Indonesia. Cocok buat traveler gembel kayak gue.
Oia, di cewe-cewe di Hanoi adalah salah satu yang tercantik di Asia Tenggara (setelah Bandung tentu saja). Gue sempet baca di forum-forum traveling mengenai hal ini, dan banyak yang sependapat ama gue.
Keturunan Perancis (mantan penjajah mereka) dan Cina ternyata berhasil membuat generasi yang unggul.
Di Hanoi, cewe ada dua, yang cantik ada 4. Bayangannya juga cantik.
Hampir sama dengan Bandung, dimana 3x naik angkot, 3x jatuh cinta. hehehe
Habis makan, kita ketemuan ama orang Vietnam temennya putu yang bernama Nguyet dan Ngoc Khanh. Mereka adalah temen putu waktu di exchange ke Beijing. Mereka ini lah yang menjadi local tour guide buat kita.
Oia, bahasa Vietnam, menurut gue adalah salah satu bahasa yang sulit dibaca atau untuk diucapkan. Dari plang nama jalan, atau nama orang, bahasa Vietnam yg gue temukan, banyak mengandung huruf ‘Ng’ ‘Xe’ dan ‘Kh’.

Hanya anak gaul yang boleh nyebrang
Mendengau atau berdahak. Lihat saja nama teman gue diatas tadi, Nguyet dan Ngoc Khanh. Hal ini menyulitkan gue untuk memanggil mereka.
Memanggil ‘yet..yet’ akan membuat Nguyet terdengar seperti orang Jawa bernama Yeti. Salah-salah bisa kepleset jadi ‘nyet..nyet’. Masa gue ngata-ngatain temen sendiri?
Memanggil Ngoc Khanh apalagi.
‘Ngoc..ngocc’ atau ‘Khanh..khanhh’ membuat gue terdengar seperti babi lagi batuk.
Anyway,
Nguyet dan Ngoc membawa kita ke salah satu danau di pusat kota Hanoi dan ke Tran Quoc Pagoda.
Disini kita bisa melihat bagaimana agama Budha mendominasi budaya Vietnam. Pagoda, kuil, biksu akan mudah kita temukan di Hanoi. Gue sempat melongok kedalam kuil, dan suasananya syahdu sangat terasa, bau dupa langsung tercium.
Sangat menyenangkan melihat dan merasakan hal-hal yang baru yang berbeda dari apa yang biasa gue hadapi.

Tran Quoc Pagoda
Hanoi sendiri berarti ‘into the river’ dalam bahasa setempat, yang bermakna secara gamblang, didalam air.
Mungkin ini disebabkan karena Hanoi dikelilingi oleh beberapa danau disekelilingnya.
Dan ketika melewati danau ini, bisa kita lihat bagaimana pentingnya fungsi danau ini.
Kita bisa melihat orang memancing, olahraga, senam, dan beberapa muda mudi (asik ga bahasa gue?) yang lagi pacaran di bangku taman di pinggiran danau atau hanya sekedar jalan-jalan sore. Suasana bangunan klasik khas Eropa semakin menambah elegan kota Hanoi. Dari sana, kita ke daerah Ba Dinh Square, semacam alun-alun kota Hanoi, kayak Tiananmen Square kalo di Cina.
Di Ba Dinh Square ini terdapat, Lotus Pagoda, sebuah pagoda unik diatas kolam yang cuma mempunyai satu penopang. Persis seperti teratai.
Pagoda ini khusus di bangun oleh Raja Vietnam yg digunakan untuk berdoa untuk mendapatkan keturunan. Hal ini masih berlanjut hingga sekarang, jika orang ingin punya anak, maka mereka akan pergi kesini untuk berdoa.

3 orang yang belum berniat beranak..
Karena gue belum berniat untuk beranak dalam waktu dekat, gue ga berlama-lama disana.
Di Ba Dinh Square ini juga terdapat Ho Chi Minh Mausoleum, semacam memorial building untuk founding father bangsa Vietnam, Ho Chi Minh.
Orang Vietnam menganggap Ho Chi Minh sebagai bapak bangsa, karena perjuangannya yang total demi bangsa Vietnam, dan dia juga tidak menikah dan tidak mempunyai anak. Seluruh hidupnya digunakan untuk mengabdi pada bangsa Vietnam.

Mausoleum
Suasana klasik kota Hanoi yg sedang berkembang sangat terasa sore ini.

Sore hari di Ba Dinh Square
Akhirnya, kita menghabiskan sore di sebuah coffee shop klasik yang berada di rooftop sebuah ruko tua dipinggir danau di kota Hanoi.
Menyesap kopi khas Vietnam bersama teman sambil menikmati angin sore dan menikmati suasana klasik di kota Hanoi dengan melihat hiruk pikuk orang yg berlalu lalang dibawah di pinggiran danau kota Hanoi.
Apa lagi yang bisa gue harapkan?

Thanks Nguyet and Ng..Ngo.. Ah, sudahlah..
Ps : Semua foto-foto disini hak cipta dari Ni Putu Desinthya, klik disini untuk melihat lebih banyak foto di Vietnam karyanya.
revise ta: temen di beijing bukan di shanghai, never been to shanghai, tapi mudah”an bisa kesana kapan” amiin :)
lmfao.. :))
trutama yg bagian nyebutin nama ce’ vietnam tuh…lol :))
smart guy… :)
[…] Subscribe to feed ‹ Day 3, Hanoi – Vietnam […]
waaaaaaaaa….harus nya ada gwe di foto ituuu…. (T______T)
hhuhuhu…
baru hari ke 3 tapi uda seru banget…..
salam buat yet-yet dan ngoc-ngoc yaaa….
*aduh ngakak sampe sakit perut gwe taaaaaaa… :D
Hai romeo gadungan :)
mau nanya2 donk?
Boleh tau gak nama hotel tmpt nginepnya kemarin, mas?
btw kenapa pake servis jemput bandara dari hotel?apakah transportasi umum dari bandara ke kotanya sulit?
thanks banget sebelumnya
Niken : sudah saya kirim jawabannya via email ya? Have fun in Hanoi :D
Hi Romeo Gadungan.
Boleh minta initiary selama jaln di hanoi.
tks
Boleh dong bagi2 info hotel pas nginep di vietnam :) tulisan kamu kocak jg hehehehe… Ditunggu ya thx a lot
@irine : Namanya Bodega Hotel. Googling aja :D
bro, ko foto2nya banyak yg ga nongol ya? Pdhl koneksi internet gw bgs ko and ini page udh gw F5 berkali2 :(